6 Cara Ternak Perkutut Mudah dan Lengkap Bagi Pemula

Burung yang satu ini tremasuk burung yang populer. 

Namanya yang unik dan suaranya yang menarik menjadikan burung ini digemari banyak orang. 

Dengan mendengar kata "perkutut" saja, bayangan orang akan tertuju pada seseorang yang memakai blangkon yang sedang menaikkan sangkar pekutut menggunakan tiang bambu. 

Perkutut memang identik dengan orang Jawa karena kebanyakan penggemar perkutut adalah orang Jawa. 

Burung perkutu memiliki nilai ekonomi yang cukup tinggi dan potensi untuk dijadikan komoditas ekspor pun cukup besar. 

Dengan melihat harga perkutut bakalan atau yang sudah jadi, tentu sangat menggiurkan untuk mencoba berbisnis budidaya perkutut.

Pedoman Beternak Burung Perkutut

Burung perkutut merupakan jenis burung berkicau yang memiliki kicauan yang khas. 

Habitat asal burung ini adalah di hutan atau di gua-gua. 

Burung ini memiliki daya adaptasi yang baik terhadap perubahan lingkungan sekitar. 

Selain itu, burung ini juga tidak mudah terserang penyakit dan tidak mudah mengalami stres sehingga perkutut cukup mudah untuk diternakkan. 

Tahapan dalam berternak perkutut antara lain :

a. Kandang

Kandang untuk perkutut sangat beragam jenisnya, tergantung jumlah perkutut yang akan dimasukkan ke dalam kandang. 

Karena ukuran burung ini tergolong kecil maka untuk seekor perkutut membutuhkan kandang dengan ukuran yang tidak terlalu besar. 

Jenis-jenis kandang dapat dibedakan berdasarkan fungsinya antara lain :

1. Kandang reproduksi

Kandang ini berfungsi untuk reproduksi atau tempat perkawinan antara perkutut jantan dengan perkutut betina yang sudah dewasa. 

Di dalam kandang ini disediakan tempat telur dan sarang. 

Tempat sarang dapat diberikan ijuk atau rumput kering agar seperti aslinya. 

Ukuran kandang ini tergantung dari jumlah induk perkutut yang akan dikawinkan. 

Biasanya dalam satu kandang reproduksi berisi 1 pasang induk perkutut.

2. Kandang pembesaran

Kandang ini berfungsi untuk menempatkan anakan perkutut yang sudah lepas sapih (sekitar 45 hari setelah menetas) hingga remaja (sekitar 3 bulan). 

Ukuran kandang ini pun disesuaikan dengan jumlah anakan perkutut yang dimiliki.

3. Kandang induk perkutut

Kandang ini berfungsi untuk menempatkan induk jantan yang masih remaja hingga dewasa. 

Biasanya kandang ini berisi seekor perkutut remaja atau dewasa yang kemudian akan dilatih untuk berkicau. 

Ada juga yang menempatkan beberapa ekor di dalam kandang ini.

b. Pakan

Pakan untuk perkutut berupa biji-bijian atau pelet burung yang dibuat oleh pabrik. 

Agar kualitas suara perkutut bagus, sebaiknya dikombinasikan antara biji-bijian dengan pelet burung. 

Anakan perkutut dapat diberi pakan tambahan berupa vitamin dan obat cacing agr tubuh anak perkutut menjadi kuat dan tahan terhadap penyakit.

c. Seleksi induk

Seleksi induk merupakan hal penting agar menghasilkan anakan yang berkualitas dan bernilai jual tinggi. 

Jika dilihat dari penampilannya, ciri-ciri indukan perkutut yang berkualitas adalah sebagai berikut :

  1. Tampak segar dan lincah
  2. Bentuk tubuhnya sempurna dan tidak cacat. 
  3. Suara kicauan dari awal hingga akhir terdengar sempurna atau tidak tersedak-sedak atau tidak serak.
  4. Mengetahui dengan benar dari keturunan yang berkualitas
  5. Bentuk kepala jika dari samping tampak seperti buah pinang
  6. Bentuk ekornya meruncing.
Perbedaan antara perkutut jantan dengan perkutut betina yang sudah dewasa yaitu perkutut jantan biasanya memiliki hobi berkicau yang lama dan panjang. 

Kicauannya yang panjang dan lama tersebut bertujuan untuk menarik perkutut betina. 


Untuk membedakan anakan perkutut jantan dan perkutut betina, raba bagian bawah anus dan diantara pangkal paha akan terasa 2 tulang yang saling bertemu (biasa disebut tulang 'supit'). 

Jika terasa kedua tulang tersebut agak rapat dan keras diperkirakan perkutut jantan. 

Namun sebaliknya jika kedua pertemuan tulang tersebut terasa agak renggang dan lembek jika ditekan maka diperkirakan perkutut betina. 

Jenis perkutut pun bermacam-macam, antara lain :

1. Perkutut putih

Ciri-ciri perkutut ini adalah seluruh bulu dan kukunya berwarna putih, matanya merah, dan kakinya berwarna merah bergaris hitam. 

Perkutut ini tergolong langka sehingga harganya pun cukup mahal. 

Perkutut putih dapat dihasilkan dari perkawinan saudara sekandung pada generasi yang cukup lama. 

Perkutut belum tentu menghasilkan anakan perkutut putih juga, namun sebaliknya perkutut biasa dapat menghasilkan anakan perkutut putih jika induk perkutut tersebut memiliki pembawa sifat (carrier) perkutut putih.

2. Perkutut lurah

Ciri-ciri dari perkutut lurah adalah warna bulunya lurik-lurik hitam putih dengan warna di bagian dadanya hitam keputih-putihan.

3. Perkutut hitam

Ciri-ciri perkutut ini adalah seluruh tubuhnya berwarna hitam. seperti ayam cemani. 

Konon, perkutut ini merupakan rajanya perkutut.

4. Perkutut songgo ratu

Ciri-ciri perkutut ini adalah memiliki jambul berwarna putih di kepalanya sehingga menyerupai mahkota. 

Perkutut ini menyenangi tempat-tempat yang sepi sehingga perkutut ini sering ditemukan di goa-goa atau di makam.

5. Perkutut pendawa mijil

Perkutut ini merupakan perkutut biasa, namun memiliki jumlah bulu ekor 15 lembar.

Masih banyak lagi jenis-jenis perkutut lainnya yang jumlah seluruhnya kurang lebih ada 15 jenis perkutut dan semuanya memiliki ciri khas tersendiri.

d. Proses reproduksi

Proses reproduksi pada burung perkutut dilakukan secara alami. 

Induk perkutut jantan yang baik untuk dikawinkan adalah yang berumur 1 tahun, sedangkan untuk induk perkutut betina adalah 10 bulan. 



Cara agar burung perkutut dapat melakukan reproduksi, antara lain induk jantan dan betina ditempatkan pada sangkar yang berbeda, kemudian sangkar yang berisi induk betina didekatkan ke sangkar induk jantan. 


Diamkan beberapa hari hingga tampak induk jantan dan betina saling mendekat, hingga di malam hari kedua induk tersebut tidur saling berdekatan. 

Setelah tampak demikian, keesokan harinya kedua induk perkutut dimasukkan ke dalam kandang reproduksi. 

Tidak akan lama lagi, kedua induk perkutut akan melakukan perkawinan, yang selanjutnya akan menghasilkan telur. 

Jika telur perkutut dieraami oleh induknya sendiri maka induk perkutut dapat mulai dikawinkan kembali setelah anakan berumur sekitar 45 hari. 

Jika telur perkutut dierami menggunakan jasa burung lain (misalnya, burung puter) maka indukan perkutut dapat dikawinkan kembali setelah 3-4 minggu bertelur.

e. Penyakit


1. Diare

Penyakit ini disebabkan oleh berbagai sebab, diantaranya suhu di dalam kandang yang terlalu dingin, kebersihan kandang yang kurang terjaga sehingga makanan dan minumannya tercemar berbagai kuman penyakit.

Indikasi : gejala yang ditimbulkan penyakit ini antara lain diare (kotorannya cair), disekitar duburnya kotor dan basah, bulunya terlihat kusam dn kotor, terlihat lemah, nafsu makannya berkurang sehingga berat badannya menurun.

Pencegahannya : perkutut yang terserang penyakit sebaiknya dipisahkan dari perkutut yang sehat agar perkutut sehat terhindar dari penularan penyakit, kemudain segera mendapatkan pengobatan yang tepat dengan diberikan obat anti diare khusus untuk perkutut atau bisa juga diberikan tervit capsule atau diavit.

2. Pilek

Penyakit ini disebabkan oleh virus, kondisi kandang yang kurang terjaga kebersihannya dan terlalu lembab merupakan salah satu penyebab timbulnya penyakit ini.

Selain itu kondisi cuaca yang terlalu ekstrem (pancaroba) dapat menyebabkan daya tahan tubuh burung melemah yang berujung pada terserang penyakit pilek.

Indikasi : gejala yang ditimbulkan dari penyakit ini antara lain di sekitar paruh atau hidung terlihat basah hingga berlendir, terlihat kurang aktif atau lesu, terkadang sering batuk, nafsu makan berkurang.

Pencegahan ; Perkutut yang terserang penyakit sebaiknya dipindahkan dan dikarantina untuk menghindari penularan terhadap perkutut yang sehat, perkutut yang sakit bisa diberikan khusus burung perkutut. 

Produk yang biasa ada di pasar adalah teravit capsule, bisa diberikan juga obat antistres.

3. Cacingan

Penyakit ini disebabkan oleh kondisi kandang yang tidak terjaga kebersihannya sehingga makanan dan minuman tercemar berbagai macam penyakit khususnya telur-telur cacing.

Indikasi : gejala yang ditimbulkan dari penyakit ini antara lain terlihat lesu, nafsu makan kurang, kotorannya lebih bau dari biasanya dan encer, terlihat kurus dan bulunya kusam.

Pencegahan : perkutut yang terserang penyakit dipindahkan dan dikarantina untuk menghindari penularan terhadap perkutut atau burung lainnya, lalu perkutut yang sakit segera mendapatkan pengobatan dengan memberikan obat cacing. 

Untuk tindakan preventiv (pencegahan) supaya perkutut tidak terserang penyakit cacingan maka sebaiknya setiap 3 bulan sekali perkutut diberikan obat cacing.

4. Cacar burung

Penyakit ini disebabkan oleh virus borreliota avium yang menyerang pada bagian-bagian tertentu seperti menyerang pada kulit muka, saluran pernafasan, kelopak mata dan sebagainya.

Indikasi : gejala yang ditimbulkan dari penyakit ini bergantung pada bagian mana yang terserang penyakit. 

Jika bagian kulit muka, maka pada kulit terlihat bintil-bintil berwarna kuning dan jika pecah akan mengeluarkan nanah bercampur dengan darah. 

Jika menyerang saluran pernafasan, maka disekitar parus terlihat basah dan berlendir dan berbabu, perkutut terlihat lemh dan nafsu makan berkurang sehingga terlihat kurur.

Pencegahan : perkutut yang terserang penyakit dipindahkan dan dikarantina dan sejauh ini belum diketahui obatnya, jika memungkinkan bisa berkonsultasi dengan dokterhewan untuk mendapatkan pengobatan yang tepat.

5. Bulu rontok

Penyakit ini disebabkan oleh kondisi kandang yang terlalu lembab dan kurang terjaga kebersihannya sehingga memudahkan munculnya parasit-parasit seperti jamur kulit atau kutu.

Indikasi : gejala yang ditimbulkan dari penyakit ini antara laiin bulu mengalami kerontokan, burung terlihat gelisah dikarenakan rasa gatal yang menyerang pada kulit atau bulunya.

Pencegahan : perkutut yang terserang penyakit dipindahkan dn dikarantina kemudian dilakukan pengobatan dengan memandikan burung yang sakit tersebut menggunakan obat anti kutu khusus burung perkutut atau burung ocehan.

f. Panen

Panen perkutut tergantung pada permintaan pasar. 


Biasanya panen untuk perkutut bakalan setelah anakan berumur sekitar 1-5 bulan, sedangkan untuk perkutut yang sudah jadi sekitar 6-12 bulan.