Cara Mengatasi Diare, Penyebab dan Gejala Serta Cara Pencegahannya

Apakah kalian pernah mengalami diare? 

Mungkin, ya. Mengapa kalian dapat menderita diare? Apakah bayi juga dapat menderita diare? 

Mungkinkah tangan yang kotor saat memegang makanan dapat memicu terjadinya diare? 

Ayo, kita cari jawabannya dengan menyimak penjelasan sebagai berikut :

Diare merupakan penyebab nomer satu terhadap kematian balita di seluruh dunia berdasarkan data yang diperoleh dari WHO (World Health Organization atau Badan Kesehatan Dunia). 

Di Indonesia, diare merupakan salah satu penyebab kematian nomer kedua terbesar balita.

Apakah diare itu? 

Diare adalah buang air besar (BAB) dalam bentuk cairan lebih dari empat kali dalam satu hari dan biasanya berlangsung selama dua hari atau lebih. 

Apakah ada faktor lingkungan yang dapat menyebabkan terjadinya diare?? 

Marilah, kita kenali penyebab diare pada uraian berikut :

Penyebab Diare

Diare bukanlah penyakit yang timbul dengan sendirinya. 

Biasanya, ada yang menjadi pemicu terjadinya diare. 

Ada beberapa faktor yang dapat menyebabkan terjadinya diare.

  • Infeksi oleh bakteri atau virus karenanya adanya kontaminasi dengan makanan atau minuman.
  • Infeksi oleh bakteri atau virus yang menyertai penyakit lain yang sedang diderita, seperti  campak, malaria, radang tenggorokan, atau infeksi pada telinga.
  • Alergi terhadap makanan atau minuman tertentu, khususnya makanan atau minuman yang banyak mengandung laktosa, seperti susu.
  • Banyak mengkonsumsi minuman beralkohol dan dalam keadaan perut tidak cukup makanan.
  • Keracunan makanan atau minuman.
  • Infeksi pada usus hingga terjadi peradangan.
  • Pengobatan dengan menggunakan antibiotik. Jika balita atau anak-anak yang sedang dalam pengobatan antibiotik mengalami diare, sebaiknya segera hubungi dokter atau dibawa ke rumah sakit terdekat.
  • Botol susu untuk bayi atau balita yang tidak dicuci dengan bersih.
  • Tangan yang tidak dicuci bersih setelah membilas tinja dan tangan tersebut mengontaminasi makanan, minuman dan benda lainnya.
Diare dapat menyebabkan seseorang mengalami dehidrasi. Dengan frekuensi buang air besar yang berkebihan, tubuh menjadi kehilangan cairan.

Tahukah kamu bagaimana terjadinya penyakit diare?

Apa yang terjadi jika kita mandi dan gosok gigi sementara orang lain mencuci baju di sungai yang sama. 
Apa yang terjadi jika di sungai itu juga terdapat seseorang yang sedang buang air besar? 

Pastilah sungai tersebut menjadi tidak layak untuk mandi dan mencuci (MCK).


Diare dapat ditularkan melalui tinja yang mengandung kuman penyakit diare. Jika seseorang yang menderita sakit diare mengeluarkan tinja di sembarangan tempat, orang lain tentu akan tertular. 

Jika tangan yang digunakan untuk membilasnya tidak dicuci lagi dengan air yang bersih dan menggunakan sabun, tentu juga dapat meularkan penyakit yang sama. 

Tinja yang dikeluarkan di sembarangan tempat dapat mencemari sungai, tanah atau lingkungan sekitarnya. 

Jika di dekat tempat ia mengeluarkan tinja secara sembarangan  terdapat sumur yang terbuka, orang alin yang sehat akan ketularan penyakit diare melalui air sumur tersebut. 

Sekarang kamu paham mengapa kita tidak boleh mengeluarkan tinja di sembarangan tempat dan mencuci tangan hingga bersih setelah digunakan untuk membilasnya, bukan.

Apakah diare dapat menyebabkan  kematian? 

Jika penderita diare banyak sekali kehilangan cairan dalam tubuhnya dan tidak segera dilakukan perawatan , dapat menyebabkan kematian. 

Cairan dalam tubuh akan banyak keluar bersama dengan tinja sehingga organ didalam tubuh kesulitan melakukan metabolisme. 

Hal ini dapat terjadi pada balita dan anak-anak. Orang dewasapun dapat mengalaminya jika tidak memperhatikan kesehatan tubuhnya.

Ada beberapa gejala yang umum munculnya penyakit diare :

  • Buang air besar lebih dari empat kali dalam sehari. Pada balita, buang air besar yang terlalu sering dapat mengakibatkan bibir kering, kulit menjadi agak keriput, dan mata serta ubun-ubun kepala menjadi cekung.
  • Buang air besar disertai dengan muntah dan demam jika penyakit ini disebabkan oleh bakteri dan virus.
  • Tubuh lesu dan lemah serta wajah terlihat pucat.
  • Nafsu makan menurun.
  • Terdapat lendir dan darah di dalam tinja.
  • Penderita dapat mengalami sakit perut dan kejang dibagian perut.

Pengobatan Diare

Pemberian oralit sebagai pertolongan pertama pada anak diare sejak dulu sudah diketahui. Sayangnya, orang tua sering terlalu panik dan cemas bila anaknya diare.

Apakah kalian tau oralit? 

Cairan oralit merupakan lautan garam gula yang dapat diperoleh di apotek atau bisa dibuat sendiri di rumah. 

Larutan oralit yang dibuat sendiri dirumah terdiri dari 1 gelas (sekitar 200 cc) air matang agak hangat (suam-suam kuku) yang ditambahkan dengan 3 sendok teh gula pasir dan setengah sendok teh garam dapur. 

Lalu diaduk hingga semua larut. Kemudian, larutan tersebut diminumkan ke penderita diare. 

Minumkanlah cairan oralit sedikit demi sedikit sesering mungkin ke penderita diare. Jika penderita diare telah meminum banyak cairan oralit dan sakit diare tidak berkurang, segeralah bawa ke dokter atau rumah sakit terdekat. 

Pemberian cairan oralit sebagai pengganti cairan tubuh yang hilang saat terjadi diare bukanlah untuk menghentikan sakit diare. 


Tujuan pemberian cairan tersebut adalah untuk mengurangi frekuaensi buang air besar sehingga tinja yang keluar dalam keadaan padat berampas, mencegah terjadinya dehidrasi, dan meningkatkan daya tahan tubuh agar tidak lemas.

Jika bayi menderita diare, berikan ASI secara teratur. Ibu yang akan memberikan ASI juga harus menjaga kebersihan diri dan lingkungannya. 

Pada orang tua harus mengupayakan agar anak-anak makan dengan menu 4 sehat 5 sempurna. Hal ini bertujuan untuk meningkatkan daya tahan tubuh. 

Menurut penelitian para ahli, pemberian makanan padat yang sehat pada anak-anak akan memperpendek waktu gejala diare.

Pencegahan Diare

Ada beberapa cara yang dapat digunakan untuk mencegah terjadinya sakit diare.

  • Cucilah tangan menggunakan sabun dengan benar pada waktu 5 penting, yaitu sebelum makan, setelah buang air besar, sebelum memegang bayi, setelah membilas tinja anak, dan sebelum meyiapkan makanan.
  • Minumlah air yang sehat dengan cara direbus, dipanaskan, atau telah melalui proses pengolahan yang baik.
  • Kelolalah sampah dengan baik agar makanan tidak tercemar oleh serangga pembawa kuman penyakit, seperti lalat, kutu, dan kecoa.
  • Buanglah air besar dan air kecil pada tempatnya, sebaiknya gunakan jamban yang ada tangki septiknya.