Cara Membedakan Jamur Beracun dan Tidak Beracun

Memang sampai sekarang, secara visual, bentuk dan warna jamur belum dapat dijadikan acuan untuk membedakan mana jamur beracun dan mana yang tidak beracun.

Jamur lapangan, yaitu jamur yang secara liar hidup di alam terbuka dengan bentuk yang beraneka ragam, dengan warna yang bermacam-macam serta sifat yang belum banyak diketahui, pada umumnya bersifat racun. 

Jamur lapangan ini dapat menyebabkan sakit pada seseorang yang memakannya, bahkan dapat sampai menyebabkan kematian. 

Dengan demikian, apa yang dapat kita jadikan dasar dalam menentukan satu jenis jamur beracun dan tidak beracun.

Untuk menghindari malapetaka akibat memakan jamur yang ditemukan di lapangan, perlu juga menerapkan beberapa panduan sederhana berikut. 


Panduan berikut ini umumnya digunakan oleh para penjelajah hutan yaitu :

1. Jenis jamur beracun umumnya mempunyai warna yang mencolok, yaitu merah, hijau, biru, hitam, dan sebagainya, walaupun ada jenis yang tidak beracun seperti shiitake berwarna cokelat.
2. Jenis jamur beracun pada umumnya memiliki senyawa sulfida, sehingga akan tercium bau busuk atau senyawa Cianida
Dengan adanya senyawa ini, pada umumnya jarang dihinggapi serangga atau binatang kecil lainnya.
3. Kalau jenis jamur beracun dikerat, kemudian dilekatkan pada benda yang terbuat dari perak asli (misal pisau, sendok, garpu atau cincin), maka pada permukaan benda tersebut akan ada warna hitam (karena sulfida) atau kebiruan (karena sianida).
4. Kalau jenis jamur beracun dimasak/dipepes bersama nasi putih, nasi tersebut akan berubah warna menjadi cokelat, kuning, merah, atau hitam.

Jenis jamur lapangan yang pada saat ini banyak dicari karena memiliki efek tertentu adalah yang termasuk "halusinogenik" atau kalau di makan atau dihisap seperti rokok akan menyebabkan halusinasi atau fly

Misalnya, jenis jamur Psilocybe. Jamur ini sudah sejak lama digunakan dalam acara ritual suku Indian atau pun suku-suku bangsa di India.


Ternyata sekarang diketahui bahwa Psilocybe mengandung psilosibin, yaitu senyawa kimia yang dapat menyebabkan seseorang yang memakannya mengalami halusinasi atau fly.

Jenis jamur Psilocybe umumnya kecil-kecil dengan panjang tangkai sekitar 3-4 cm serta garis tengah tudung sekitar 1-2 cm. 

Jamur ini banyak di timbunan kotoran kandang, terutama kandang kuda. Jika dibudidayakan, ukuran jamur ini dapat berlipat dua kali atau lebih.

Tentu saja, karena pengaruh jamur ini dapat menyebabkan seseorang fly, seperti halnya kalau memakan atau menghisap daun ganja, ekstrak daun koka, atau candu, maka jamur ini termasuk ke dalam "barang" yang di larang ataupun digunakan.


Pelanggannya akan dikenai hukuman berat, seperti halnya pemilik atau pengguna narkotika.

1. Contoh- contoh Jamur Beracun

Fisiknya indah tapi mematikan. Cukup dilihat, tak perlu disentuh apalagi di makan. 

Berikut ini merupakan gambar-gambar jamur dari jenis jamur beracun.




2. Senyawa racun Berbahaya Pada Jamur

Senyawa beracun yang umum didapatkan pada jenis-jenis jamur, antara lain adalah Kholin dan muskarin.

a. Kholin

Kholin adalah suatu senyawa racun yang terdapat pada beberapa jenis jamur yang paling berbahaya dan besar sekali daya mematikannya. 

Semua jenis jamur yang di sebut "supa upas" (upas= racun) mempunyai senyawa kholin, misalnya Amanita, Lepoita, Russula, Collybia, dan Boletus.

b. Muskarin

Muskarin juga merupakan senyawa racun pada jamur yang cukup berbahaya dan mematikan. 

Dengan takaran antara 0,003-0,005 gram sudah dapat membunuh manusia. 

Muskarin juga termasuk senyawa racun yang terdapat pada semua jenis jamur yang tergolong "supa upas".

Jenis-jenis senyawa racun yang terdapat pada jamur dan sama sifatnya seperti muskarin, antara lain sebagai berikut :
1) Falin.
2) Atropon Jamur.
3) Asam Helvelat.

Jenis jamur tidak beracun dapat pula menjadi beracun kalau dibiarkan membusuk, karena kemungkinan besar pada jamur yang membusuk akan ditumbuhi bakteri penghasil racun, seperti Clostridium, Pseudomonas dan Salmonella.

3. Gejala Keracun karena jamur

Beberapa gejala yang menunjukkan seseorang yang memakan jamur menderita keracunan, antara lain sebagai berikut :

a. Gejala yang disebabkan oleh muskarin

Gejala keracunan yang disebabkan oleh muskarin antara lain :
1) setelah 5-10 menit, orang yang memakan jamur akan mengeluarkan air mata, peluh dan ludah.
2) beberapa saat kemudian diikuti dengan penyempitan pupil mata.
3) lebih lanjut lagi akan sesak nafas, buang air, pusing, lemah kolaps, dan koma, diikuti oleh kejang-kejang dan akhirnya meninggal.


b. Gejala yang disebabkan oleh racun lainnya

Gejala keracunan yang disebabkan oleh racun lainnya yang terkandung dalam jamur, antara lain :

1) Setelah 4-6 jam si pemakan akan menjadi haus, sakit perut yang hebat, muntah-muntah, dan banyak mengeluarkan berak encer.
2) Lama-kelamaan akan menjadi shock dan akhirnya dapat menimbulkan kematian.

Adanya beberapa gejala setelah makan jamur, paling aman meminta bantuan yang berwenang, dokter atau paramedis yang ditunjuk. 

Karena, dokter lalu akan melakukan usaha simtomatik atau suportif, dengan memberikan thiosulfas natrikus.

Untuk penderita yang shock dapat pula diberi larutan garam fisiologis (0,85% NaCl), sedangkan untuk penderita yang gawat dapat juga diberikan suntikan antropin secara intramuskular atau mungkin per-oral.


Sering pula digunakan obat penawar yang sifatnya universal yang terdiri atas dua bagian arang kayu (dapat diganti dengan bakaran roti atau beras sampai hangus), satu bagian garam Inggris, dan dua bagian asam tanin (dapat pula diganti dengan teh-keras/kental).

Satu sendok campuran di atas kemudian di seduh di dalam satu gelas air masak dan di minum.

Demikian penjelasan tentang jenis-jenis jamur yang dapat anda pelajari. 

Semoga bermanfaat. Terima kasih.