Cara Memelihara Ayam Dara atau Grower yang Lengkap

Grower ayam dara merupakan ayam betina yang telah melewati brooding period hingga siap bertelur. Periode memelihara grower ini biasa disebut growing period

Ayam dipelihara mulai umur 6 minggu (lepas dari masa brooding) hingga berumur 18 minggu. 

Sebagian peternak menyebutkan bahwa keberhasilan beternak ayam petelur dimulai dengan mengoptimalkan produksi ayam dara berkualitas ini.


Seekor ayam yang telah melewati masa growing period biasa disebut dengan pullet. 

Pullet yang berkualitas dapat memiliki produktivitas telur yang tinggi. 

Sebaliknya apabila pullet yang dihasilkan kurang baik, resiko produktivitas telur yang dihasilkan juga tidak optimal. 

Bayangkan, satu ekor ayam dapat memproduksi hingga 250-300 butir telur secara optimal dalam satu periode betelurnya.

Untuk mempersiapkan grower selama growing period. Anda harus mempersiapkan kandang, mengatur pakan dan minumnya, mengontrol teknis pemeliharaannya, hingga melakukan program vaksinasi dan pencegahan penyakit.

Kandang untuk memelihara grower bisa sama dengan kandang untuk memelihara DOC. 

Kandang postal yang digunakan untuk memelihara grower pasti "lebih terbuka" dibandingkan dengan kandang untuk memelihara anak ayam. 

Tirai lebih terbuka, tanpa menggunakan heater, dan lingkaran pelindung sudah tidak digunakan.

Baca juga : Cara Membangun Kandang Ayam Petelur Yang Ideal 2020
Cara Mempersiapkan Bibit Ayam Petelur Berkualitas

Patokan mudah untuk menyiapkan wadah pakan dan tempat minum di dalam kandang grower adalah satu wadah pakan ukuran 5 kg dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan 25 ekor ayam dan satu tempat minum ukuran dua galon untuk 30-35 ekor ayam. 

Untuk kandang battery, satu tempat minum berbentuk nipel mampu menampung air untuk 5-8 ekor pullet.

Jenis pakan yang diberikan growing period berbeda dengan jenis pakan yang diberikan pada brooding period

Pakan grower dan developer diberikan sesuai dengan bobot badan dan umur ayam. Pakan grower diberikan saat umur 7-10 minggu. 

Sementara itu, pakan developer diberikan saat ayam berumur 10-18 minggu.

Jika pullet dipelihara di kandang postal, kondisi alas berupa sekam sebaiknya tetap dikontrol. 

Pastikan sekam (litter) selalu dalam kondisi kering dan bersih agar kesehatan ayam tetap terjaga.

Berdasarkan pengalaman peternak, taburkan belerang dan kapur pada litter untuk menjaga kondisi litter

Jumlah belerang dan kapur yang diberikan masing-masing sekitar 5 kg per 100 meter persegi.


Selama masa pemeliharaan, organ reproduksi ayam akan berkembang menjadi sempurna. 

Sistem reproduksi ayam betina biasanya dimulai pada umur 13-14 minggu hingga mencapai dewasa sempurna pada umur 18 minggu dengan bobot sekitar 1.550 gram. 

Perkembangan sistem reproduksi ini sangat mempengaruhi produktivitas telur.

Selama periode pertumbuhan, cahaya yang masuk ke dalam kandang sangat berperan untuk mencapai target bobot ideal dan dewasa kelamin secara optimal. 

Secara biologis, cahaya dapat memberikan rangsangan melalui mata yang dikirimkan melalui sistem saraf ayam sehingga memicu perkembangan alat reproduksi ayam.

Pada umur 7-16 minggu, intensitas cahaya yang berasal dari matahari atau lampu penerangan biasanya cukup 9-10 jam perhari dengan intensitas sekitar 0,5-0,75 foot candle

Namun tidak menutup kemungkinan apabila peternak ingin menyesuaikan program pencahayaan sesuai kondisi di lapangan, lokasi tipe kandang, dan kebijakan peternak sendiri.


Program Vaksinasi

Program vaksinasi selama masa pertumbuhan ayam bertujuan untuk mencegah ayam ras petelur terinfeksi bibit penyakit. 

Program vaksinasi harus selalu disesuaikan dengan perkembangan penyakit yang terkini.

Fungsi kekebalan tubuh ayam akan berkembang sempurna setelah berumur sekitar 12 minggu. 

Artinya, setelah ayam berumur 12 minggu, resiko serangan penyakit mematikan seperti gumboro dan ND sudah berkurang. 

Asalkan program vaksinasi telah dilakukan dengan benar dan mengikuti seluruh aturan yang disarankan oleh produsen vaksin.

Memilih vaksin sebaiknya jangan berdasarkan pertimbangan harga, tetapi harus mempertimbangkan manfaat vaksin terhadap kesehatan dan optimalisasi pullet. 

Biaya vaksin hanya 4-6% dari total biaya produksi.

Ragam Aplikasi Vaksin

1. Tetes Mata
Vaksinasi dilakukan dengan cara meneteskan vaksin ke mata ayam (intra-ocular).


2. Tetes Hidung
Vaksinasi dilakukan dengan cara meneteskan vaksin ke dalam lubang hidung ayam (intranasal).
3. Mulut dan Cekok
Vaksinasi dilakukan melalui mulut (oral) ke setiap ayam dengan dosis yang sama.
4. Suntik Daging
Vaksinasi dilakukan dengan cara menyuntikkan vaksin ke dalam daging (intramuscular), khususnya bagian dada atau paha. Alat vaksinasi harus steril, baik sebelum digunakan maupun setelah digunakan.


5. Suntik Bawah Kulit
Vaksinasi dilaksanakan dengan cara menyuntikkan di bawah kulit, khususnya di sekitar leher (subcutaneous).
6. Melalui Air Minum
Vaksinasi yang diberikan dengan cara melarutkan vaksin ke dalam air minum yang diberikan ke ayam. Sebelum diberikan vaksin, ayam sebaiknya dipuasakan terlebih dahulu selama satu jam.
7. Penyemprotan
Vaksinasi ini dilakukan dengan menyemprotkan vaksin sebanyak 1-2 kali. Aplikasi ini biasanya dilakukan di boks ayam untuk DOC atau berumur 1 hari. Untuk ayam yang sudah besar, alat penyemprotnya berbeda dan khusus.
8. Tusuk Jarum
Vaksinasi dilakukan dengan cara menusukkan jarum di bagian dalam sayap ayam (wing web). Alat yang dipakai biasanya berupa jarum cabang dua.
9. Melalui Pakan
Vaksinasi dilakukan dengan cara mencampur vaksin ke dalam pakan ayam. Tempat pakan biasanya berupa chick feeder tray untuk DOC.


Pada saat aplikasi vaksinasi, peternak perlu menghindari beberapa faktor sebagai berikut :
1. Paparan sinar matahari langsung.
2. Deterjen dan disinfektan.
3. Teknis pencampuran vaksin dengan pelarut yang salah, seperti dikocok dengan keras.
4. Penyimpanan vaksin pada suhu freezer (dibawah nol derajat celcius), karena vaksin lebih cocok disimpan pada suhu 4-8 derajat celcius.
5. Merokok pada saat pemberian vaksin.

Prinsip utama program vaksinasi yang wajib dilaksanakan oleh peternak adalah mencatat setiap vaksin atau obat yang telah dilakukan, seperti nama produsen vaksin, nomor seri vaksin, tanggal kadaluarsa, cara pemberian, dan pengamatan reaksi pascavaksin.

Seluruh vaksin sebaiknya telah komplit sebelum pullet berumur 17-18 minggu agar menghasilkan anti bodi yang baik.