Cara Budidaya Ayam Petelur hingga Pemeliharaan Pada Masa Produksi

Jika berdasarkan umur, ayam yang sudah berumur 18 minggu sudah masuk ke dalam periode bertelur (laying period). 

Pullet yang awalnya dipelihara sendiri dapat langsung dimasukkan ke kandang battery atau kandang produksi. 

Namun, jika anda membeli pullet untuk mulai produksi telur perlu beberapa penanganan awal agar ayam tidak stres.

Pullet yang baru dibeli harus segera ditempatkan di lokasi yang teduh. Setelah itu, pindahkan ke kandang battery

Pullet sebaiknya jangan ditimbang terlebih dahulu agar tidak merasa stres. Beri air minum secukupnya dengan campuran gula merah dan vitamin C. 

Setelah itu, beri pakan starter dan grit selama 10-14 hari. Pemberian pakan ini bertujuan agar bobot ayam kembali normal setelah susut selama perjalanan. 


Secara fisik, Anda dapat membedakan ciri ayam petelur yang produktif dan nonproduktif.

Ciri-ciri ayam produktif
1. Penampakan umum lincah, aktif, nafsu makan tinggi dan normal.
2. Mata terlihat bening, jengger merah, tidak mengantuk, lubang hidung dan mulut bersih,tidak berlendir, atau tidak ada kesudat.
3. Bulu berwarna cerah, tidak kusam, dan terlihat berminyak.
4. Sayap kuat dan posisi tidak jatuh.
5. Kaki berdiri tegak, kokoh dan terasa berminyak.
6. Kloaka bersih, besar, tidak ada kotoran pada bulu di sekitar anus dan kelihatan seperti berminyak.
7. Produksi telur selama satu siklus hidup menghasilkan lebih dari 300 butir telur.


Ciri-ciri ayam nonproduktif
1. Penampakan umum lesu, tidak aktif, dan nafsu makan berkurang.
2. Mata terlihat sayu, kadang-kadang berair dan mengantuk, jengger pucat dan mengecil, serta mulut dan lubang hidung berlendir.
3. Bulu kusam, kelihatan kering, dan posisi bulu seperti berdiri.
4. Kaki ayam duduk lesu, kaki lemah dan kelihatan kering.
5.Kloaka kotor dan kecil, kadang-kadang ada pasta putih, bulu-bulu disekitar anus kotor dan kelihatan kering.
6. Produksi telur selama satu siklus hidup menghasilkan kurang dari 300 butir telur.

A. Persiapan Kandang dan Pemindahan Pullet

Kandang untuk produksi untuk ayam petelur biasanya berupa kandang battery

Rancangan tata letak kandang dirancang sesuai dengan kebijakan dan jenis peralatan yang hendak digunakan. 

Agar lebih hemat, tempat minum dapat berupa talang air yang memanjang. 

Untuk tempat makan juga bisa berbentuk talang memanjang, terutama untuk tipe kandang battery yang disusun 2-3 baris.


Sebelum ayam di pindahkan ke kandang produksi, pastikan kandang sudah bersih dari resiko penyakit dan siap digunakan.

Berikut beberapa persiapan kandang yang perlu dilakukan :

1. Mencuci dan membersihkan kandang bagian luar dan dalam beserta tempat pakan dan minum. Setelah itu, kandang perlu di desinfeksi.
2. Menyiapkan tempat pakan dan minum di kandang, serta pastikan ayam mudah menggapai pakan dan minumnya.
3. Menyiapkan lampu untuk pencahayaan dan kipas untuk sirkulasi udara di kandang. Pastikan peralatan tersebut dalam kondisi baik.
4. Menyiapkan eggs tray untuk panen telur dan ruangan untuk menyimpan telur. Pastikan teknis pemanenan dan distribusi hasil telur nantinya dapat segera dikirim atau dijual.

Setelah pullet dipindahkan ke kandang produksi, lakukan pencahayaan selama 2 x 24 jam. 

Tujuannya agar berat badan pullet mampu pulih secepatnya dan pullet cepat beradaptasi dengan lingkungan yang baru. 


Berdasarkan pengalaman, konsumsi pakan masih di bawah normal saat pullet baru beberapa hari memasuki kandang. Pasalnya pullet masih mengalami stres.


B. Pakan Ayam Produksi

Jenis pakan yang diberikan selama masa produksi berupa pakan layer. Namun, peternak biasanya memberi pakan jenis pre-lay pada tiga hari pertama. 

Pakan pre-lay biasanya mengandung protein kasar agak rendah, yakni sekitar 16 %. 


Setelah itu, pemberian pakan jenis layer akan berpengaruh terhadap tingkat produktivitas telur, baik presentase produksinya maupun ukuran dan bobot telur yang dihasilkan.

Masa produksi ayam petelur biasanya dimulai pada umur 19 minggu hingga 78 minggu. Komposisi nutrisi dalam pakan yang diberikan untuk ayam harus seimbang. 

Cukup memberikan pakan pre-lay pada minggu pertama. 

Pasalnya, kebutuhan protein jaringan pada saat itu masih digunakan untuk kebutuhan hidup pokok, perkembangan bulu, pertumbuhan dan produksi telur yang belum maksimal. 

Setelah itu lakukan pemberian pakan layer agar produktivitas telur meningkat.

Perhatikan konsumsi pakan menjelang puncak produksi. Fase menjelang puncak produksi merupakan titik rawan periode produksi. 

Pasalnya, pada fase ini terjadi perubahan yang mendasar pada organ reproduksi dan sistem hormonal. 

Pada kondisi seperti ini, ayam memerlukan asupan nutrisi yang cukup tinggi untuk produksi telur yang tinggi, pemeliharaan, dan pertambahan bobot badan.

Selain itu, komposisi nutrisi dan asupan pakan per hari harus tetap terjaga. 

Asupan pakan seharusnya akan naik setiap hari seiring dengan kenaikan produksi telur per hari. 

Agar terjamin produksi telur yang optimal, formulasi pakan harus dirancang berdasarkan keseimbangan asupan nutrisinya.


Ayam yang dipelihara di lingkungan beriklim panas sebaiknya menggunakan jenis pakan dengan konsentrasi nutrisi tinggi (higher in nutrient concentration) dan mudah tercerna (digesteble). 

Pasalnya, asupan pakan untuk ayam dengan kondisi ini suda dapat dipastikan rendah. Solusinya, pakan harus memiliki nutrisi tinggi.

Tingkat konsumsi pakan (feed intake) dari seekor ayam dapat dipengaruhi oleh lingkungan. 

Beberapa faktor yang dapat menurunkan feed intake adalah suara bising dan suhu yang terlampau tinggi.

Akibatnya, terjadi penurunan produksi telur dan kualitas telur. Contoh yang paling terlihat adalah kerabang tipis dan mudah pecah.

Solusinya, jaga kondisi kandang agar tetap kondusif dan nyaman untuk ayam. 

Salah satunya dengan mencegah orang berlalu lalang di sekitar kandang dan menempatkan kipas agar sirkulasi udara berjalan dengan baik.

Pemberian pakan dilakukan pada pagi hari dan sore hari. Pasalnya, suhu lingkungan saat pagi dan sore hari relatif sejuk dan dapat memberikan suasana nyaman bagi ayam untuk makan.

Jumlah pakan yang diberikan biasanya 40% pada pagi hari dan 60% pada sore hari. 

Sementara itu, ayam tidak perlu diberi pakan pada siang hari (pukul 12.00 - 14.00) atau biarkan tempat pakan kosong. Pada siang hari temperatur lingkungan relatif tinggi dan konsumsi pakan rendah.

Interval pemberian pakan cukup dua kali sehari. Selain itu, jumlah pakan sebaiknya rata di setiap tempat makan, sehingga setiap ayam memiliki kesempatan makan yang sama.

Pakan harus sering di korek agar pemberian pakan bisa merata untuk seluruh ayam.


Ayam memerlukan kalsium dalam jumlah tertentu pada setiap proses bertelur. Karena itu peternak wajib memberikan campuran pakan berupa grit. 

Grit dapat berupa kulit kerang atau batu kapur. Ukuran grit sekitar 2-3 mm. 

Grit merupakan sumber mineral seperti kalsium, mangan, dan fosfor yang diperlukan untuk membentuk kerabang telur dan menjaga kekuatan tulang.

Grit biasanya ditempatkan di talang dan cara pemberiannya, dicampur dengan pakan. Frekuensi pemberian grit setiap 3-7 hari sekali. 

Jika ayam tidak diberi asupan kalsium yang tepat selama berproduksi, resikonya ayam menjadi lebih cepat diapkir karena mengalami lumpuh atau banyaknya telur yang pecah karena kerabang telur tidak sempurna.

Proses pembentukan telur membutuhkan waktu sekitar 23-26 jam mulai proses pembentukan kuning telur (yolk) hingga terbentuk telur yang siap dikeluarkan. 

Pembentukan telur akan terhambat jika terdapat gangguan pada ayam seperti stres atau pakan yang tidak optimal.

Ketersediaan air minum untuk ayam yang sedang berproduksi harus selalu ada. 

Khusus untuk musim kemarau, jumlah air minum yang diberikan ke ayam boleh ditambahkan. 

Standar air minum yang diberikan harus bersih, tidak berbau, dan tidak mengandung bakteri berbahaya, dan bebas dari bahan kimia yang berbahaya. 

Ingat, jumlah konsumsi air minum di dalam kandang harus selalu diawasi setiap hari.

C. Mencegah Stres Pada Ayam

Beberapa faktor pemicu stres yang dapat terjadi pada ayam petelur diantaranya suhu lingkungan, kelembaban, kebisingan, kurang pakan, aplikasi vaksin, serangan penyakit, dan pemeliharaan yang tidak tepat. 


Stres pada ayam dapat menyebabkan penurunan produktiviats telur. Jika hal ini terus terjadi tanpa ada solusi, resiko kerugian sudah di depan mata.

Karena itu, peternak perlu melakukan langkah-langkah antisipasi untuk mencegah stres pada ayam,

1. Kandang ayam harus selalu bersih, termasuk kondisi lingkungan kandang. Jangan terlalu banyak menumpuk kotoran ayam di ares kandang.
2. Atur kelancaran sirkulasi udara di dalam kandang dengan menempatkan kipas di dalam kandang atau mengatur bukaan tirai.
3. Tempatkan peralatan kandang, seperti tempat pakan dan tempat minum sesuai jumlah yang cukup untuk kapasitas ayam didalam kandang.
4. Lakukan proses vaksinasi sesuai prosedur dan jangan perlakukan ayam terlalu kasar.
5. Berikan multivitamin, baik sebelum maupun sesudah proses vaksinasi.
6. Pasokan pakan harus selalu tersedia di gudang penyimpanan atau area di sekitar kandang untuk memudahkan pekerja dalam pemberian pakan.
7. Jika memiliki lahan yang cukup luas, tanam pepohonan di sekitar kandang agar tidak terjadi perubahan suhu yang mendadak.


Dengan kondisi iklim indonesia, stres pada ayam biasanya terjadi akibat peningkatan suhu yang berlebihan, terutama pada musim kemarau.


Salah satu solusi untuk mencegah hal tersebut adalah mengontrol ventilasi di dalam kandang. 

Pada tipe kandang terbuka, sistem ventilasi dan dan sirkulasi udara terjadi secara alami. 

Karena itu, untuk membantu mengontrol suhu di dalam kandang perlu adanya kipas atau blower di sepanjang kandang. 

Selain itu, penempatan pohon peneduh juga dapat dilakukan agar suhu udara pada siang hari tidak terlampau panas. 

Penggunaan jenis atap yang tidak menyerap panas atau mengaplikasikan cat penahan panas di atap juga bisa dilakukan.