Penyakit Pada Ayam Petelur dan Cara Mengatasinya Lengkap

Adapun kendala kerap menghampiri para pelaku usaha ternak ayam petelur. 

Jika tidak ditanggulangi sejak dini, secara otomatis akan terjadi penurunan produksi yang signifikan dan menyebabkan kerugian bagi peternak. 

Pada prinsipnya, dalam memelihara unggas ternak banyak hal yang harus diperhatikan, terutama masalah kesehatan. 

Jika masalah kesehatan sudah terganggu, dampaknya adalah kerugian yang bisa menimpa peternak. 

Oleh karena itu, peternak harus memperhatikan kebersihan kandang, tempat pakan, vaksinasi, dan melakukan seleksi ternak yang baru didatangkan dari tempat lain. 

Ternak yang berasal dari luar memiliki resiko membawa bibit penyakit sehingga dikhawatirkan bisa menulari yang sudah lama dipelihara.

Adapun kendala dalam beternak yaitu sebagai berikut :

A. Musim Pancaroba

Masalah yang menjadi perhatian oleh para peternak dalam musim pancaroba. 

Masa peralihan musim ini menajdi momok untuk hampir setiap peternak ayam karena biasanya serangan penyakit banyak muncul.

Dari perubahan musim ini, akan terjadi perubahan suhu dan kelembaban lingkungan. 

Namun ada pula peternak yang meremehkan vaksinasi rutin sehingga kondisi ayam tidak siap pada saat pergantian suhu dan kelembaban. 

Perubahan musim juga akan mengubah arah angin secara tiba-tiba sehingga laju penularan penyakit juga akan cepat.

Untuk mencegah ayam dari penyakit, peternak perlu merawat dan mengandangkan ternaknya. 

Jika ayam dikandangkan, ayam yang sakit akan lebih mudah dideteksi. 

Gangguan penyakit akan sangat berpengaruh terhadap produktivitas ternak dengan secara otomatis produktivitasnya akan menurun. 

Jika ayam sudah terkena penyakit, biasanya jarang minum sehingga bisa mengalami dehidrasi akibat terus menerus buang air.

B. Penyakit Virus

Penyakit yang disebabkan oleh virus biasanya akan sangat fatal. 

Gangguan penyakit ini sangat ditakuti oleh para peternak karena resikonya sangat tinggi. 

Beberapa penyakit yang disebabkan oleh virus antara lain flu burung, tetelo, gumboro, marek cacar, IB, ILT.

1. Flu burung (avian influenza)

Flu burung merupakan penyakit ayam yang menjadi pusat perhatian saat ini. 

Penyakit ini juga dikenal dengan sebutan avian influenza (Al) dan dapat menyerang seluruh populasi ayam di peternakan. 

Flu burung termasuk penyakit yang sulit diberantas secara tuntas. 

Hal itu karena berbagai unggas liar dapat membawa virus ini tanpa menunjukkan gejala sakit.

Kematian mendadak merupakan ciri khas serangan flu burung pada ayam. 

Mata rantai penyakit ini baru dapat diputus dengan cara memusnahkna ayam yang terserang yang ada di peternakan dan memberi vaksin hanya bertujuan untuk meningkatkan kekebalan tubuh.

Pengendalian dilakukan dengan program vaksinasi teratur pada ayam umur 4-6 minggu dan diulangi pada umur 10 minggu. 

Vaksin yang digunakan adalah vaksin inaktif Gallimune Flu H5N9

Selain itu, peternak perlu melakukan pencegahan dengan menjaga kebersihan lingkungan kandang dan peralatan (tempat pakan, minum, tempat/sarang telur).

2. Tettelo (new castle disease)

Tetelo alias sampar/pes dan dalam dunia peternakan memeiliki nama new castle disease (ND) adalah penyakit yang dapat menyerang ayam segala umur. 

Penyebab penyakit ini adalah virus dan peniularannya karena hubungan langsung dengan ayam yang sakit atau juga melalui kandang dan peralatan yang kurang bersih. 

Gejala serangan tetelo akan menunjukkan ciri-ciri sebagai berikut :

  • Pernafasan terganggu, ayam terlihat megap-megap, bersin, batuk, dan nafasnya ngorok.
  • Badan lemah dan lesu.
  • Nafsu makan menghilang.
  • Kotoran cair, berwarna hijau kekuningan, dan terkadang darah.
  • Syarafnya terganggu, badan gemetar, dan disertai kelumpuhan.
  • Leher ayam seakan terpelintir dengan kepala terangkat.
Sampai saat ini belum ada obat yang ampuh mengatasinya. 

Satu-satunya jalan yang dpat diusahakan hanyalah melalui pencegahan, yaitu dengan memberikan vaksin secara teratur. 


Vaksin tetelo dibagi dua, yaitu vaksin aktif dan inaktif. 

Vaksin aktif dapat diberikan pada ayam umur 4 hari dan 18 hari , misalnya avinew. 

Pemberiannya melalui tetes mata/hidung atau air minum. 

Perlakuan diulang pada umur 7 minggu dan 13 minggu dengan vaksin aktif Gallivac Lasota/Sotasec dengan cara yang sama. 

Vaksin inaktif juga dpat diberikan pada ayam 18 minggu melalui suntikan dengan dosis 0,3 ml. Vaksinnya adalah Gallimune ND/Imopest.

3. Gumboro

Gumboro alias infectious bursal disease adalah penyakit yang menyerang sistem kekebalan tubuh, terutama bagian bursa fabrisius dan timus. 

Kedua bagian ini merupakan benteng pertahanan ayam dari penyakit. 

Kerusakan parah yang ditimbulkan adalah tidak terbentuknya antibodi setelah vaksinasi. 

Gumboro tidak menimbulkan kematian secara langsung, tetapi infeksi sekunder sesudahnya mengakibatkan banyak kematian.

Ayam yang sakit akan menunjukkan gejala diare berlendir, nafsu makan dan minum menurun, badan gemetar, sulit berdiri, dan bulunya kotor sekitar anus. 

Ayam akan bertingkah.suka mematuk daerah kotor disekitar kloaka.

Akibatnya, terjadi peradangan bursa fabrisius yang terletak di atas dubur.

4. Marek

Marek banyak menyerang anak ayam umur 3-4 minggu. 

Ayam berumur 8-9 minggu juga rawan terserang marek.

Penyebabnya adalah grup virus herpes. 

Penularannya bisa melalui debu kandang, kotoran, debu litter, dan peralatan kandang. 

Gejala serangan ditandai dengan jengger pucat, kelumpuhan sayap dan kaki, hati membesar dua kali lipat, kebutaan, tumor, di bawah kulit dan otot.

Sampai saat ini, marek belum dapat disembuhkan. 

Pencegahan adalah cara mungkin diaplikasikan.

Pencegahan marek adalah vaksinasi setelah telur menetas. 

Vaksin yang digunakan adalah Marek HVT dengan dosis 0,2 ml secara subkutan. 

Jika ayam sudah terserang marek, sebaiknya segera dimusnahkan.

5. Infectious Bronchitis (IB)

Penyakit infectious bronchitis (IB) adalah penyakit yang disebabkan oleh virus grup corona. 

Kematian pada anak ayam pada umur dibawah enam minggu dapat mencapai 60%. 

Penyakit ini juga menyerang telur dengan ciri-ciri kulit telur tipis dengan bentuk tidak normal, putih telur sangat encer, dan daya tetas menurun. 


Penyakit ini menyebar sangat cepat, yaitu melalui udara, manusia, burung dan sebagainya. 

Produksi menurun hebat dan tanpa disertai gejala syaraf. 

Serangan penyakit terjadi secara tiba-tiba dan terdapat gangguan pernafasan. 

Dari lubang hidung keluar lendir, sesak nafas, bersin-bersin, batuk dan mulut terbuka.

Sampai saat ini belum ada obat yang bisa menyembuhkna penyakit ini. 

Cara paling ampuh adalah dengan vaksinasi. 

Vaksin IB biasanya diberikan melalui air minum atau tetes mata (vaksin aktif). 

Pada umur dua hari, ayam diberikan vaksin bioral H-120. 

Untuk ayam berumur 18 hari dan 10 MInggu, diberikan vaksin lasota Mass Blen (ND + IB aktif).

6. Cacar (Diptheria avium/Fowl pox)

Penyakit cacar disebabkan oleh virus dari famili Poxvirdae. 

Gejala yang ditimbulkan dari penyakit ini adalah terdapat luka-luka yang berwarna keputihan dan berdarah jika dikupas. 

Selain itu, terdapat bungkul-bungkul kecil pada bagian kulit yang tidak berbulu terutama di kepala dan di dalam selaput lendir mulut. 


Ayam mati dalam keadaan lemas (kekurangan oksigen). 

Bila terkena pada pial , tulang dan kaki terdapat benjol-benjol atau bintik-bintik berisi nanah, kemudian mengeras berupa bintik-bintik berwarna merah hitam (fowl pox).

Pencegahan penyakit ini dapat dilakukan dengan cara vaksinasi yang dilakukan pada umur 8 minggu dengan vaksin Diffosec CT

Caranya adalah dengan digoreskan pada kulit paha bagian sisi dalam atau ditusukkan pada membran sayap atau suntikan intramuskuler. 

Vaksinasi penguat dilakukan 3 bulan kemudian. 

Pengobatan penyakit ini dapat menggunakan obat Metilen Blue 1 % dan iodium tinter 2% dengan cara digosok-gosokkan pada bagian yang luka. 

Kemudian obat dioleskan pada luka yang berdarah.

7. ILT (infectious laryngotracheitis)

Penyakit infectious laryngotracheitis disebabkan oleh grup virus herpes. 

Gejalanya antara lain trakea tersumbat oleh eksudat berlendir dan terjadi gumpalan (bekuan) darah . 

Angka kematian dari penyakit ini cukup tinggi. 

Ayam yang terserang penyakit ini bernafas dengan cara menjulurkan lehernya keatas. 

Adanya gumpalan darah pada dinding-dinding kandang. 

Ayam yang sering terkena adalah yang berumur lebih dari 2,5 bulan yang sudah mulai bertelur. 

Penyebaran penyalit ILT dapat melalui tempat makan dan minum, peralatan, kotoran ayam yang tercemar virus ILT, serta melalui kontak langsung dengan ayam yang sakit.

Sampai saat ini penyakit belum bisa diobati. 

Tindakan pencegahan yang dapat dilakukan adalah dengan melakukan vaksinasi pada umur 10-12 minggu. 

Caranya dengan menggunakan vaksin aktif LT Blen dengan cara pemakaian melalui air miunm atau tetes mata. 

Pelaksanaan vaksinasi LT Blen dapat dilakukan bersama-sama dengan vaksin aktif ND + IB (Lasota Mass Blen).

C. Penyakit Bakteri

Penyakit yang disebabkan oleh bakteri juga memiliki resiko yang cukup tinggi, terutama pada kematiannya. 

1. CRD (Chronic Respiratory Disease)

Penyebab penyakit CRD adalah bakteri gram negatif Mycoplasma gallisepticum yang menyerang pernafasan dan mengakibatkan penyakit yang menahun dan kronis. 

Gejala yang ditimbulkan adalah ayam kurus dan lemah, nafsu makan menurun, bersin-bersin dan batuk, keluar cairan di hidung, serta ayam ngorok ketika tidur.


Penanggulangan penyakit pada ayam meliputi tindakan pencegahan dan pengobatan. 

Vaksinasi terhadap penyakit CRD dapat menggunakan vaksin aktif Vaxsafe TS-II pada umur 3-6 minggu. 

Pengobatan dan pencegahan bisa menggunakan obat-obatan seperti Suanovil, Enoquyl dan Nocaquyl.

2. Kolera (fowl cholera)

Penyebab penyakit kolera adalah bakteri gram negatif Pasteurella multocida

Penyakit ini biasanya menyerang yang berumur lebih dari empat bulan. 

Penyebaran penyakit ini juga bisa juga melalui kontak langsung lewat pernafasan ayam yang sakit.


Gejala yang ditimbulkan dari penyakit ini antara lain mencret berwarna kuning coklat atau kehijauan, nafsu makan menjadi berkurang, ayam lesu, suhu badan tinggi, jengger dan pial lemas/roboh dengan warna biru tua.

Pencegahan yang dapat dilakukan adalah menghindari agar ayam tidak stres. pengobatan dan pencegahan bisa mengunakan obat-obatan seperti imequyl, Enoquyl, Novaquyl, dan Embacox.

3. Snot (coryza)

Penyebab penyakit snot adalah bakteri gram negatif Haemophillus paragallinarum

Penyakit ini biasanya muncul pada musim hujan dan menyerang ayam semua umur. 

Penularan bisa terjadi melalui kontak langsung dengan ayam yang sakit, pakan dan minum, peralatan yang digunakan, atau melalui karyawan atau tamu yang datang.


Gejala yang muncul adalah terjadinya pembengkakan pada muka, pernafasan terganggu dan terkadang ayam bersin-bersin, ayam lesu dan keluar cairan jernih dari hidung yang semakin lama menjadi semakin kental, serta menurunnya produksi telur menjadi 30-40%.

Pencegahan penyakit dapat dilakukan dengan melaksanakan manajemen yang baik dan melakukan vaksinasi coryza pada umur 12 minggu dan 17 minggu. 

Vaksin yang digunakan adalah vaksin inaktif Haemovax 0,3. 

Pengobatan dan pencegahan bisa menggunakan obat-obatan seperti Enoquyl dan Novaquyl.

4. Pullorum (berak kapur)

Penyakit pullorum disebabkan oleh bakteri Salmonella pullorum

Penyakit ini menyerang ayam segala umur, terutama anak ayam dibawah umur dua minggu. 

Angka kematiannya dapat mencapai 50%. 

Penularan penyakit dapat melalui telur tetas dari induk yang sakit atau pernah terkena pullorum. 

Penularan juga bisa terjadi melalui kontak langsung dengan ayam yang sakit pullorum atau unggas-unggas lain yang sakit. 

Yang yang tertular harus segera disingkirkan dan dimusnahkan karena penyakit ini bersifat carier (pembawa penyakit) pada turunannya melalui telur tetas.

Gejala yang ditimbulkan dari penyakit ini adalah terdapatnya nodul berwarna keabu-abuan pada anak ayam, kuning telur tidak diserap sempurna, mencret, dan kotoran berwarna putih, bulu disekitar dubur kotor, dan sekum berisi eksudat padat seperti keju.

Pencegahan yang bisa dilakukan adalah memilih DOC yang bebas penyakit pullorum. 

Pada segmen pembibitan, peternak wajib untuk mengadakan tes pullorum dan menyingkirkan ayam yang positif memiliki antibodi yang spesifik terhadap Salmonella pullorum

Pengobatan bisa menggunakan obat-oatan seperti Ampixil, Imequyl, dan Anoquyl.

5. Kolibasilosis

Penyebab dari penyakit kolibasilosi adalah Eschericia coli

Penyakit ini biasanya timbul akibat infeksi sekunder (ikutan) karena ayam mengalami stres atau infeksi penyakit yang baru. 


Gejala dari penyakit ini adalah terjadinya omphalitis (peradangan pusar) dan gangguan peyerapan kuning telur, gangguan pernafasan, kantong udara keruh, serta terjadi peradangan pada selaput hati dan selaput jantung. 

Pengobatan dan pencegahan penyakit ini bisa menggunakan obat-obatan seperti Enoquyl dan Novaquyl.

D. Penyakit Protozoa

Penyakit yang disebabkan oleh protozoa adalah penyakit berak darah atau koksidosis. 

Penyakit ini menyerang alat pencernaan, terutama usus halus dan usus buntu. 

Penyakit ini disebabkan oleh protozoa dari ordo Coccidia (Eimeria spp). 

Gejala yang ditimbulkan adalah mencret bercampur darah, ayam kurus, peradangan pada usus buntu dan usus halus, sayap tergantung, bulu kusam, serta mata terpejam. 

Penularan terjadi melalui kotoran ayam yang sakit dan terjatuh ke litter, lalu dimakan oleh anak ayam yang sehat.

Pencegahan penyakit ini dapat dilakukan dengan cara menjaga litter agar tidak terlalu lembab dan pemeberian koksidiostat pada ransum. 

Untuk pengobatannya, bisa melalui pakan yang telah ditambahkan Amprolium dan Monensin. 

Untuk pengobatan melalui air minum, dapat dicampurkan Embacox dan Saquadil.

E. Cacingan

Berbagai jenis cacing dapat menyebabkan ayam menjadi sakit. 

Beberapa jenis cacing yang menyerang antara lain cacing tenggorokan, cacing rambut, cacing gelang, dan cacing pita. 

Infeksi cacing dapat terjadi melalui pakan, minuman, dan tanah yang mengandung telur cacing. 

Meskipun tidak menimbulkan kematian, penyakit cacingan cukup merugikan karena menghambat pertumbuhan ayam akibat pakan yang dimakan ayam tidak semuanya diserap, tetapi ada yang diserap oleh cacing.


Cacing Ascaridia galli adalah cacing yang sering menyerang ayam. 

Gejala ringan yang ditunjukkan adalah menurunnya produksi, sering mencret, daya tahan tubuh menurung, serta ayam tampak lesu, pucat dan kurus. 

Untuk mencegah cacingan, dapat dilakukan dengan memberi obat cacing pada saat ayam berumur satu bulan, kemudian diulangi setiap tiga bulan sekali. 

Selain itu, kebersihan kandang juga harus dijaga.

Ayam dapat diobati dengan Caricid pada ayam berumur 4-6 minggu. dosisnya 30 ml dicampur 3 liter air. Untuk ayam umur > 6 minggu, dosisnya 60 ml dicampur 6-10 liter air. 

Dosis tersebut untuk 100 ekor ayam.

F. Defisiensi Pakan

Penyakit yang disebabkan oleh defisiensi pakan ditandai dengan gejala-gejala sebagai berikut :
  • Berat badan menurun secara drastis.
  • Bulu tampak kasar, tidak berkilau.
  • Susah bergerak, ketika berjalan sempoyongan.
  • Pertumbuhan lambat, lumpuh, tingkah laku tidak tenang.
Defisiensi pakan dapat berupa kekurangan zat-zat tertentu pada pakan. 

Misalnya vitamin, mineral, dan zat-zat lain yang perannya cukup vital bagi pertumbuhan dan pembentukan organ tubuh.

Penggunaan obat-obatan bervitamin sangat dianjurkan seperti Vitastress dengan dosis 1 gram yang dilarutkan ke dalam 2 liter air minum. 

Obat tersebut diberikan selama 3-5 hari berturut-turut. 

Selain itu, dapat juga menggunakan Rhodivit dengan dosis 1 gram yang dilarutkan dalam 12 liter air minum yang diberikan selama 5 hari berturut-turut.

G. Keracunan Aspergillus

Penyakit ini disebabkan oleh jamur Aspergillus

Gejala yang ditunjukkan adalah nafsu makan yang menurun, sulit bernafas atau nafas pendek. 

Ayam sering megap-megap karena kesulitan bernafas untuk melindungi pakan dari serangan jamur dan menekan kotaminasi mikroba dapat menggunakan obat Biotronic Cleangrain dengan dosis 1 kg obat dicampur dengan 1 ton pakan. 

Selain itu, dapat pula menggunakan Mycofix Plus 3.0 atau Mycofix Select 3.0.

H. Mata Buta

Ayam juga bisa terkena penyakit kebutaan pada mata atau lazim disebut kerato konjuctivitis. 

Hal itu terjadi akibat keracunan amonia . 

Kebutaan ini banyak terjadi pada ayam yang dipelihara di kandang dengan sistem litter yang didalamnya terdapat banyak kotoran dan lembab.

Tumpukan kotoran tersebut menjadi pemicu timbulnya polusi gas amoniak di dalam kandang. 

Amoniak dari kotoran menguap dan membuat mata ayam pedas sehingga selalu terpejam dan berair. 

Jika gangguan uap amoniak itu berlangsung terus menerus, mata ayam bisa buta. 

Kebutaan semakin parah jika ayam kekurangan vitamin A.

Perbaikan samitasi perlu dilakukan untuk menghindari penyakit tersebut. 

Caranya adalah membersihkan kandang sesering mungkin dan tidak membiarkan kotoran menumpuk. 

Dengan memberi Starbio sebanyak 0,25 kg pada 100 kg pakan, kotoran ayam bisa kering dan tidak menimbulkan polusi amoniak dan bau.

I. Kanibalisme

Kanibalisme disebabkan oleh jumlah anak ayam yang banyak dengan jumlah pakan yang terbatas. 

Untuk mengurangi kanibalisme atau saling mematuk pada anak ayam yang bisa mengakibatkan luka dan kematian, perlu dilakukan pemotongan paruh pada umur 7-10 hari. 


Pada ayam dewasa, potong paruh bertujuan untuk menghindari ayam saling mematuk ketika perkawinan. selain mengurangi kanibalisme, pemotongan paruh juga mencegah terbuangnya pakan. 

Pemotongan paruh memiliki beberapa keuntungan diantaranya sebagai berikut :
  • Anak ayam lebih mudah dipegang.
  • Mengurangi pendarahan.
  • Mengurangi stres dibandingkan dengan anak ayam yang baru dipotong paruh ketika telah mengalami banyak program vaksinasi. Efisiensi pakan lebih baik. 
  • Mengurangi kemungkinan anak ayam mematuk bulu sendiri atau mematuk ayam lain.
  • Daya hidup ayam lebih baik karena lebih sedikit ayam yang di-culling (dibuang karena tidak sehat/jelek).
  • Populasi anak ayam akan lebih seragam.
Pemotongan paruh dilakukan dengan cara memotong paruh atas 1/3 bagian, sedangkan paruh bawah cukup ditekan pada pisau potong yang panas. 

Jika ayam yang dipotong banyak jumlahnya, pemotongan paruh dapat menggunakan alat potong paruh yang telah didesain khusus dan menggunakan sumber panas listrik, yaitu alat debeaker.

Setelah pemotongan paruh, pemberian pakan di tempat pakan harus lebih tebal sehingga ketika anak ayam mematuk, paruh tidak mudah terbentur dasar tempat pakan. 

Hal ini untuk mencegah pendarahan pada paruh yang baru di potong. 

Potong paruh yang kurang baik harus diulang pada umur 16-18 minggu.

J. Kehilangan Nafsu Makan dan Stres

Ayam juga bisa mengalami stres dan kehilangan nafsu makan. 

Hal itu disebabkan oleh beberapa hal atau kodisi tertentu. 

Jika sudah stres, ayam akan terlihat murung, suhu badan meningkat, lumpuh dan sulit bernafas. 

Untuk itu, ayam perlu diberikan antistres, misalnya Vitastres selama 3-5 hari berturut-turut. 

Untuk merangsang nafsu makannya dapat diberikan suplemen khusus.

Sebagai langkah antisipasi, ayam yang stres ditempatkan ke dalam lingkungan yang tenang. 

Kemudian, ayam dijauhkan dari gangguan manusia, hewan pengganggu, dan suara bising.

K. Meminimalkan Penularan Penyakit

Penyakit-penyakit yang sudah disebutkan diatas memang menjadi momok bagi peternak sehingga usaha yang dijalankan merugi. 

Namun, kendala tersebut dapat diatasi jika peternak waspada. 

Cara paling efektif hanya satu, yaitu memonitor kesehatan ayam setiap hari. 

Melalui langkah monitorisasi, infeksi dapat diketahui sedini mungkin. 

Selain itu penanganan selanjutnya akan lebih ringan karena serangan belum sempat mewabah.