Cara Mengendalikan Bau Lumpur pada Gurami

Daging gurami yang gurih sering kali tercemar bau lumpur yang menyengat. 

Bau lumpur ini merupakan masalah serius, dan harus dihilangkan sebelum ikan dijual atau dikonsumsi.

Bau lumpur ini sering timbul, terutama pada gurami yang dibudidayakan secara intensif dikolam berair diam.



Ganggang Penular Bau Lumpur

Budidaya intensif pada kolam tadah hujan dengan pemberian pakan sebanyak 3 % dari bobot tubuh ikan, sisa pakannya dapat merangsang pertumbuhan ganggang penghasil geosmin.

Banyaknya ganggang itu di kolam cenderung menularkan bau lumpur pada ikan, yang diserap ke jaringan tubuh lewat insang.

Bau lumpur ini banyak ditemukan pada beberapa jenis ikan air tawar komersial yang dipelihara secara intensif di kolam air diam seperti pada ikan mas, bandeng, nila, dan mujair.

Atasi dengan Garam Dapur

Media salinitas mempengaruhi kondisi internal ikan dan hewan air. 

Tekanan osmosik dan konsentrasi cairan tubuh ikan merupakan salah satu aspek sosiologis yang dipengaruhi oleh salinitas.

Aroma bau lumpur pada ikan dapat dihilangkan dengan cara memindahkan ikan ke lingkungan perairan yang bersalinitas (mengandung garam).

Kolam tadah hujan yang diberi aliran air laut atau ditambah garam dapur akan menjadi lingkungan perairan yang bersalinitas.

Dengan menggunakan larutan garam dapur setara 8 ppt, dalam waktu 3-7 hari akan terlihat hasilnya. 

Pengaruh salinitas akan menunjukkan terjadinya perubahan pada penampakan warna kulit dan mata.

Warna kulit dan mata yang semula cerah, tampak berubah menjadi kusam akibat perubahan salinitas.

Kalau daging ikan di masak, struktur dagingnya menjadi lebih kompak, lebih kenyal, dan lebih gurih. Aroma bau lumpur pun hilang. 

Bau lumpur yang tidak sedap pada gurami akan hilang sama sekali setelah pemberokan pada salinitas 8 ppt selama lima hari. Selama di berok terjadi penyusutan bobot ikan sebesar 5-11%.