Cara menanam Sayuran Organik dengan Sistem Akuaponik di Halaman Rumah

Saat ini kita melihat animo masyarakat yang begitu besar dengan keinginan untuk bertanam dan memfungsikan lahan yang terbatas.

Maka kali ini kita akan membahas tentang cara budidaya tanaman dengan sistem akuaponik.

Sistem teknologi budidaya akuaponik yaitu menggabungkan antara budidaya perikanan dan cara bertanam dalam satu wadah.

Teknologi terapan hemat lahan dan air ini dapat dijadikan sebagai suatu model budidaya perkotaan.

Akuaponik merupakan teknik menanam dengan mengoptimalkan air yang bersumber dari kolam pemeliharaan ikan.

Teknologi pemeliharaan ikan ini menerapkan prinsip re-sirkulasi air. 

Artinya, air terus menerus mengalir dari kolam ke media tumbuh tanaman dan sebaliknya, dari media tumbuh tanaman ke kolam ikan.

Media tanam selain sebagai tempat tumbuh tanaman, juga dapat berfungsi sebagai filter sehingga kualitas air yang dialirkan kembali ke kolam menjadi lebih baik.


A. Penerapan Sistem Akuaponik

Bagi yang ingin menerapkan sistem hidroponik ini yaitu bagi yang sudah memiliki kolam ikan yang permanen di pekarangan nya sebenarnya tidak sulit. 

Cukup dengan menyiapkan pot-pot tanaman berbahan yang berbahan plastik. 

Pot-pot tersebut disusun sedemikian rupa di bibir kolam dengan jarak antar pot sedikit lebih lebar dari tajuk tanaman yang akan ditanam. 

Adapun media tanam yang bisa digunakan antara lain batu apung, pasir kasar atau pasir malang, dan arang kayu. 

Untuk mengalirkan air dari kolam ke media tanam, gunakanlah pompa air yang terhubung dengan rangkaian pipa paralon 1-2 inci di atas pot. 

Pipa tersebut diberi lubang pengeluaran air nutrisi tepat di tengah pot sehingga air akan mengalir dan jatuh ke media tanam. 

Agar air bisa mengalir kembali ke kolam, di bagian dasar pot diberi lubang yang dihubungkan dengan pipa paralon berukuran 1-2 inci.


B. Jenis Tanaman dan Ikan yang Dipelihara

Tanaman sayur yang bisa dibudidayakan pada sistem akuaponik ini antara lain cabai, tomat, selada, sawi, bayam dan kangkung. 

Sebelum ditanam di pot, sebaiknya benih disemaikan terlebih dahulu di wadah penyemaian. Setelah benih tumbuh, maka siap dipindahkan ke dalam pot. 

Tanaman yang tumbuh umumnya tidak perlu di beri pupuk lagi karena sudah mendapatkan nutrisi dari air pemeliharaan ikan yang berasal dari sisa pakan dan kotoran ikan.

Pada dasarnya semua jenis ikan tawar bisa dipelihara dalam sistem akuaponik ini. 

Namun demikian, yang paling populer dipelihara antara lain ikan mas, nila, lele, patin, tawes, dan gurami.


Ikan yang dipelihara tetap harus diberi pakan secara rutin sesuai dengan kebutuhan nya. 

Biasanya pemberian pakan dilakukan 2-3 kali sehari, yaitu pada pagi hari, siang atau sore hari dan malam hari. Pemberiannya secara ad libitum, yaitu sedikit demi sedikit hingga ikan kenyang.

C. Akuaponik Portable

Awalnya akuaponik menggunakan sistem kolam permanen. 

Tapi dengan seiring berkembangnya pertanian perkotaan (urban farming), maka sistem akuaponik dapat pula diterapkan pada kolam portable, seperti penggunaan bak terpal dan bak fiber. 


Bahkan, saat ini ada produsen yang memproduksi sarana pemeliharaan akuaponik sehingga memudahkan anda sehingga anda tertarik menggunakan sistem ini. 

Anda cukup membeli rangkaian akuaponik portable yang sudah siap pakai tersebut.

Akuaponik potable umumnya terbuat dari rangkaian pipa paralon dan bak fiber atau bak terpal.

Biasanya untuk pemeliharaan tanaman di buat rangkaian paralon bertingkat seperti pada penanaman vertikultur.

Prinsip kerja akuaponik portable seperti sistem ebb and flow (pasang surut) pada hidroponik dengan cara membanjiri sementara media tanam dengan air kolam sampai batas tertentu.

Kemudian mengembalikan air tersebut ke kolam pemeliharaan ikan, dan begitu seterusnya. 

Sistem ini memerlukan pompa yang dikoneksikan langsung ke sumber listrik.

Sekian penjelasan tentang cara budidaya tanaman dengan menggunakan sistem akuaponik. Terima kasih.