Macam Penyakit Yang Biasanya Menyerang Burung Kenari

 Kali ini kami akan membahas penyakit apa saja yang sering menyerang burung kenari, bagaimana pencegahannnya serta cara-cara untuk pengobatan penyakit tersebut.

Berbagai macam penyakit yang biasa menyerang kenari, antara lain bisa di sebabkan oleh infeksi kuman atau bakteri, defisiensi mineral dan juga penyakit yang disebabkan oleh defosiensi vitamin.

Adapun macam-macam penyakit yang biasa menyerang burung kenari adalah sebagai berikut :

1. Aspergillosis, Infeksi Mycotic Pneumonia

Aspergilosis merupakan penyakit saluran pernafasan paling bahaya karena langsung menyerang paru-paru dan kantung hawa. 

Infeksi jamur ini sering terjadi pada burung secara umum. 

Biasanya langsung menyerang saluran pernafasan sehingga penderita mengalami gangguan pernafasan atau sesak nafas. 

Penyakit ini merupakan penyaikit Mycotic pneumonia dengan gejala yang ciri-cirinya seluruh saluran pernafasan terisi nanah berwarna kuning. 

Nanah inilah yang mengganggu kelancaran nafasnya.



Penyakit ini biasanya menyerang di musim penghujan. 

Sporanya berada pada jerami, roti, biji-bijian yang kotor dan berjamur, atau berada di dalam ruangan yang lembab.

Jamur ini banyak terdapat pada kotoran, jerami, makanan basi, dan kayu. 

Spora jamur beterbangan kemana-mana, kemudian tanpa sengaja terhirup burung kenari, menempel pada biji-bijian makanan burung kenari, sehingga kemudian termakan oleh burung. 

Spora ini akan cepat berkembang apabila berada di dalam ruangan yang lembab dengan temperatur yang agak tinggi.


Cara penularan :

  • Lewat makanan atau minuman yang tercemar sporanya.
  • Lewat udara atau angin yang masuk ke dalam sangkar.
  • Lewat alat-alat peternakan lain yang tercemar sporanya.
  • Lewat makanan yang berbentuk biji-bijian yang tercemar sporanya.

Gejala yang terlihat :

  • Nafsu makan menurun, disphagia, sulit menelan, lesu, haus dan demam, depresi dan lemah.
  • Tidak bergairah, sulit bernafas, mengantuk, mata agak tertutup.
  • Sesak nafas, bersin-bersin, batuk , gemetar.
  • Ada bintik-bintik kecil berwarna putih kekuningan yang diselubungi kapsul yang keras pada lidahnya, langit-langit. Terdapt bintil-bintil bernanah pada  paru-parunya.
  • Bengkak pada pangkal sayap, nafas cepat dan pendek.
  • Gangguan syaraf, kadang terlihat gemetar atau kejang otot leher.
  • Kadang disertai mencret yang encer.

Pencegahan :

  • Makanan biji-bijian harus bersih dari debu.
  • Biji-bijian tidak boleh lebih dari satu minggu untuk menghindari kerusakan atau tumbuhnya jamur.
  • Bersihkan kandang setiap hari.
  • Sangkar jangan sampai lembab.
  • Berikan vitamin dan mineral agar burung lebih tahan terhadap serangan penyakit.
  • Semprotkan dengan larutan disinfektan pada sangkar dan ruangannya.

Cara mengobatinya :

  • Burung yang terserang dapat diobati dengan Griseofulvin atau Nystatin, Fluconazole, dan Caspofungin.
  • Pengobatan kuno menggunakan larutan Kj encer yang diberikan pada air minumnya selama 2-3 minggu.

2. Konstipasi

Konstipasi atau sembelit, sulit buang kotoran, biasanya terjadi pada burung kenari, terutama pada musim kemarau panjang. 

Akibatnya, burung tidak mau berkicau.

Penyebabnya adalah sebagai berikut :

  • Salah makan sehingga makanan di dalam tembolok sulit dicerna secara normal.
  • Terlalu banyak diberi kalsium.
  • Kekurangan air, air minum tumpah sehingga tidak ada yang diminum.
  • Makanan kurang serat kasar, kurang gerak.
  • Kurang hijauan atau buah-buahan.
  • Terlalu banyak diberi telur ayam atau telur puyuh.

Gejala yang terlihat :

  • Nafsu makan mulai menurun.
  • Tembolok membesar dan mengeras.
  • Gelisah, tampak berusaha mengejan.
  • Mulai tidak berkicau.
  • Dubur membesar dan mengeras.
  • Apabila berhasil keluar maka kotorannya keras sekali, kadang sampai melukai sehingga kotorannya berdarah.
  • Terlihat minum banyak.
  • Sayap menggantung dan ekornya selalu bergerak ke atas dan ke bawah.

Cara pencegahannya :

  • Sediakan tempat minum yang terfiksir sehingga tidak mudah tumpah atau terbalik.
  • Sediakan air minum yang cukup.
  • Jangan berikan biji-bijian yang aneh.
  • Sebaiknya berikan sedikit buah atau sayuran setiap hari.
  • Kurangi pemberian mineral yang berlebiahan.
  • Kalau perlu tambahkan madu pada air minumnya.
  • Berikan hijauan yang lebih sering.
  • Berikan suplemen magnesium untuk membantu merelaksasi otot dinding colonnya sehingga sedikit membantu berkontraksi sehingga dapat membantu menekan agar kotoran segera keluar.
  • Magnesium dapat juga untuk menarik air ke dalam colonnya. Kotoran menjadi lebih lembek sehingga mudah keluar.

Pengobatannya :

  • Apabila temboloknya membesar dan mengeras sebaiknya berikan obat pencerna (Sodium bicarbonas).
  • Berikan buah-buahan dan sayuran segar.
  • Taruh sangkar burungnya pada tempat yang sejuk dan tenang.
  • Apabila fesesnya sudah sampai ke bawah dan masih tidak dapat keluar, tetesi anusnya dengan larutan Glycerin. Agar dapat masuk lebih dalam, anus diposisikan di atas selama bebeapa menit. setelah itu lepas lagi ke sangkarnya. burung itu akan mengeluarkan kotoran dengan sendirinya.
  • Kalau tembolok normal tetapi fesesnya berhenti di ususnya maka dapat diberi minum beberapa tetes minyak zaitun (olive oil) beberapa kali.
  • Tindakan terakhir yang dapat diberikan adalah laxative atau pencahar, agar kotoran keluar semua tetapi agak encer, mislanya dengan diberi garam inggris (Epson Salts).

3. Diare

Diare pada burung kenari biasa disebut mencret. 

Dilihat dari kotorannya yaitu dari yang lembek sampai yang encer, dari yang berlendir sampai yang berdarah, dari yang berwarna hijau sampai merah coklat dan putih sama sekali.

Penyebab :

  • Infeksi bakteri Salmonellosis ( kotoran berwarna putih).
  • Infeksi bakteri Cholera (kotoran berwarna hijau).
  • Infeksi Coccidiosis (kotoran berwarna merah coklat).
  • Infeksi cacing (kotoran berwarna merah berdarah).
  • Infeksi sekunder oleh bakteri (kotoran encer dan bau), terjadi radang usus akut maupun kronis.
  • Karena stres dan kelelahan.
  • Karena salah makan (berjamur).
  • Terlalu banyak diberi hijauan.

Gejalanya :

  • Kotoran lunak sampai encer.
  • Burung gelisah dan selalu dalam posisi agak membungkuk untuk menahan sakit perutnya.
  • Nafsu makan mulai  menurun atau mulai hilang sama sekali.
  • Burung mulai tidak mau berkicau.
  • Bulu terlihat kusam dan kasar, sayapnya mulai menggantung.
  • Duduk menyendiri di alas sudut sngkar dengan kepala disembunyikan dalam sayap.
  • Gemetaran, ngantuk, lemah,lesu, pucat, agak sempoyongan, kadang tiba-tiba ambruk.

Pencegahannya :

  • Jaga kebersihan sangkar.
  • Semprotkan kandang dengan disinfektan.
  • Singkirkan makanan hijau.
  • Berikan sulfa, misalnya Trisulfa, atau tablet norit yang mudah didapatkan di toko obat.
  • Jaga iar minum agar jangan sampai menjadi sumber infeksi.
  • Brikan vitamin ke dalam air minum untuk meningkatkan daya tahan tubuhnay.
  • Kotoran yang lembek (mencret) harus cepat dibuang dan semprot alas kandang dengan disinfektan setiap hari. Pembersihan sngkar dari burung yang mencret sebaiknya dilakukan di tempat yang agak ajuh agar tidak menular ke burung yng lain.
  • Lapisi alas sangkar dengan kertas koran agar esok hari dapat dilihat keadaan kotorannya, apakah sudah membaik atau belum. Kertas koran dapat langsing dibuang bersama denngan kotorannya.
  • Berikan perasan daun jambu klutuk dan kunyit pad air minumnya.

Pengobatannya :

  • Berikan anti biotika, misalnya Tetracyclin atau Ampicillin.
  • Berikan rebusan daun jambu klutuk, daun sirih, dan kunyit untuk air minumnnya.
  • Berikan kulit semangka bagian putih untuk membantu pencernaannya. Kulit semangka mengandung peptine.
  • Berikan kaopectate selama 3 ahri dan Natrium bicarbonate 1 gram untuk satu gelas air minum.
  • Selain itu dapat juga dikombinasikan dengan preparat Sulfa, misalnya Sulfadimidate atau Sulfamerazine.
  • Untuk yang parah dapat ditambahkan preparat Parasympathycolytic, mislanya Extract Belladone. Obat ini kan langsung mengurangi gerakan usus yang berlebihan.

4. Egg Binding

Penyakit ini menyebabkan burung mengalami kesulitan untuk bertelur atau mengeluarkan telurnya secara normal.

Gejalanya :

  • Nafsu makan menghilang, depresi.
  • Lemah, sayap menggantung, bulu kusam.
  • Perut mengeras dan membesar.Ekor bergerak keatas-bawah karena berusaha untuk mengejan.
  • Pincang atau lumpuh karena telur menekan syaraf yang menuju ke kedua kaki.
  • Tergeletak di alas sangkar, kadang dalam posisi terduduk.
  • Sulit bernafas.

Pencegahannya :

  • Perbaiki kualitas makannya.
  • Berikan vitamin dan mineral untuk meningkatkan kekuatan otot oviduct dan saluran reproduksinya.
  • Jangan memakai indukan yang masih terlalu muda.
  • Berikan Cuttle bone (simping) pada sangkarnya.
  • Jaga jangan samapi indukannya kegemukan.
  • Jangan memakai indukan yang terlalu tua.
  • Berikan tambahan protein, vitamin D, dan Calsium secukupnya.
  • Sering-sering keluarkan dari ruangan agar mendapatkan sinar matahari yang cukup.

Pengobatannya

  • Letakkan di ruangan yang tenag dan hangat. Tetesi anusnya dengan Gliserin atau Olive oil kemudian diamkan. Cairan tersebut akan membantu mempercepat keluarnya telur.
  • Dapat juga diberikan larutan :
  • - Calsium Borogluconate 33 gram perliter.
  • -Vitamin D3 25.000 IU perliter.
  • - Magnesium 2 gram per liter.
  • - Ambil 4 sendok makan campuran larutan tersebut dan encerkan di dalam 1 galon air minum.
  • Yang terakhir adalah dengan injeksi Calsium gluconate atau hormon Oxytocine untuk meningkatkan kontraksi oviduct sehingga telur perlahan-lahan keluar.

5. Rontok Bulu (Feather Moulting)

Rontok bulu merupakan sesuatu yang rutin terjadi pada burung kenari,bahkan berguna untuk mengganti bulu-bulu yang rusak maupun patah. 

Rontok bulu pertama kali terjadi pada anakan burung kenari umur 3 bulan ke atas dan secara rutin terus terjadi setahun sekali.

Penyebabnya :

  • Gangguan kutu dan gurem. Karena gatal maka burung kenari berusaha mengigiti bulunya, kadang bahkan mencabuti bulunya secara berlebihan.
  • Menderita cacingan yang kronis sehingga bulu menjadi kusam, mudah patah dan rontok.
  • Makanan yang diberikan rendah protein.
  • Kekurangan vitamin dan mineral.
  • Stress yang berkelanjutan.
  • Karena faktor keturunan, terutama karena perkawinan inbreed.

Gejalanya :

  • Setiap hari banyak bulu yang rontok.
  • Gelisah, sibuk sendiri.
  • Nafus makan menurun.
  • Mulai jarang berkicau.
  • Pertumbuhan terhambat, bagi yang masih remaja.
  • Berhenti bertelur.
  • Apabila gangguan kutu maka burung akan menjadi kurus, lemah, lesu, pucat, dan mengantuk.

Pencegahannya :

  • Berikan tambahan asam amino esensial, vitamin dan mineral melalui air minumnya setiap hari.
  • Mandikan dengan air tembakau.
  • Apabila terkena penyakit cacing yang kronis maka berikan Piperazine atau berikan biji Mlanding (Petai Cina).
  • Kalau stres sebaiknya diberi obat Anistress, vitamin B dan vitamin D, terutama Thiamine.
  • Untuk memperbaiki kualitas bulu sebaiknya tambahkan minyak asam linoleat dengan cara membasahi biji Canary sed dengan minyak asam lonileat secukupnya kemudian tiris sampai kering baru kemudian berikan sebagai makanan sehari-hari.

6. Pilek (Coryza)

Pilek merupakan penyakit saluran pernafasan yang sangat akut pada burung kenari. 

Sering berjangkit pada waktu musim hujan, biasanya dipicu oleh kedinginan atau kelelahan. 

Ganguan ini berlanjut menjadi berat karena diikuti infeksi sekunder oleh bakteri.



Gejalanya :

  • Nafsu makan menurun, lesu , lemah dan terlihat haus.
  • Tampak leleran pada mata dan hidung.
  • Mengalami kesulitan untuk bernafas secara normal.
  • Bersin-bersin mulai sore hingga malam hari.
  • Malas berkicau, kerang bergairah dan mengantuk. 
  • Kadang mencret ringan.
  • Paruh dan hidung kadang berlendir. Mata mulai bengkak.
  • Kadang berlanjut dengan terjadinya pembengkakan yang lebih besar sehingga mata sampai tertutup.

Pengobatannya :

  • Pada malam hari sebaiknya sangkar burung dikerudung.
  • Berikan Ampicillin, Tetracillin, atau Erythromycine.
  • Berikan Preparat Sulfa seperti Sulfathiazole.
  • Berikan dekongestan dan analgesik (parasetamol).
  • Tempatkan di tempat yang hangat dan tidak berangin.
  • Untuk menghangatkan badannya, berikan rebusan cabe puyang. Cairannya saja yang dilumurkan pada Canary seed.
  • Berikan kalsium untuk membatu mempercepat penyembuhannya.

7. Stres

Stres pada burung kenari sering terjadi walau kurang terlihat gejalanya. 

Namun demikian apabila stres itu sudah berat maka akan mengakibatkan gangguan serius.


Gejalanya :
  • Tidak mau berkicau, kadang macet.
  • Lesu, nafsu makan turun, lemah kurang bergairah , mengantuk.
  • Mudah mengalami gangguan infeksi saluran pernafasan, ngorok, radang mata, dll.
  • Mudah terjadi infeksi sekunder oleh bakteri.

Pencegahannya :

  • Jangan biarkan ada binatang yang masuk ke ruangan burung kenari tersebut.
  • Ventilasi ruangan harus baik.
  • Bersihkan tempat makan dan minum.
  • Kualitas gizi makanan harus dijaga dengan baik.
  • Jangan berikan makanan yang sudah berjamur atau dari bahan yang sudah jamuran.
  • Ruangan tidak boleh sampai terlalu lembab, terutama pada musim penghujan.
  • Di dalam ruangan harus ada sinar matahari yang masuk secukupnya.
  • Berikan vitamin dan mineral yang cukup untuk meningkatkan daya tahan tubuhnya, terutama Calsium dan Phosfor.

Pengobatannya :

  • Berikan obat antistress atau vitamin B kompleks.
  • Berikan vitaminC dosis tinggi untuk mempercepat penyembuhan terhadap penyakit stress.
  • Berikan mineral Calsium secukupnya di musim hujan.
  • Saat rontok bulu dapat ditambahkan protein untuk mempercepat pertumbuhan bulunya sehingga gangguan stresnya akan teratasi.
  • Tempatkan burung kenari di ruangan yang aman, sejuk, tenang, dan berudara bersih.
  • Sebaiknya hindarkan burung kenari dari serangan penyakit selama stres. Terutama di malam hari, usahakan burung tetap di dalam kondisi hangat.

8. Radang Mata

Radang mata atau Cunjunctivitis biasa terjadi pada burung kenari, terutama pada musim kemarau anjang, dimana banyak debu dan kuman yang beterbangan masuk ke mata tanpa sengaja. 

Karena merasa gatal, burung kenari mengaruk-garuknya sehingga terjadi lesi kecil yang dapat berlanjut menjadi radang.

Gejalanya :

  • Mata terasa gatal kemudian berlanjut menjadi merah.
  • Mata mulai bengkak, keluar air mata terus-menerus.
  • Apabila diikuti infeksi sekunder maka mata akan mengeluarkan leleran berwarna kekuningan yang kental, kadang sampai lengket sehingga kelopak mata sulit terbuka.
  • Burung gelisah, nafsu makan menurun.
  • Sibuk menggaruk-garuk matanya.
  • Malas berkicau atau bahkan macet sama sekali.

Pencegahannya :

  • Taruh sangkar burung di tempat yang bebas dari ganguan angin kencang. hamburan debu dan asap pembakarna sampah.
  • Tambahkan air minum atau pakannya dengan vitamin dosis tinggi.
  • Sewaktu memandikan, sebaiknya matanya ikut dicuci agar bersih dari debu yang berada di kelopak matanya.

Pengobatannya :

  • Berikan vitamin A dosis tinggi.
  • Berikan antibiotik untuk mencegah terjadinya infeksi sekunder, misalnya dengan Tetracyline atau Ampicillin.
  • Cuci matanya dengan Boric acid 2 %.
  • Berikan obat mata yang menangandung Tetrahydrozoline HCL untuk menghilangkan gatal-gatal pada matanya.
  • Apabila terjadi infeksi sekunder sehingga trejadi radang yang hebat, sebaiknya berikan tetesan Penicilin oil.
  • Atau obati dengan Ophthalmic ointment, misalnya salep mengandung Neopolycin, Neosporin, atau Neomycine.