Cara Menanam Sayur dengan Sistem Vertikultur Yang Lengkap dan Mudah di Rumah

Sayuran merupakan komponen makanan yang berguna untuk menjaga kesehatan dan kebugaran tubuh. 

Fakta menunjukkan bahwa mengkonsumsi sayuran, tubuh akan menjadi lebih sehat, bugar, dan membuat kulit terlihat lebih sehat.

Seiring berjalannya waktu dan meningkatnya taraf hidup masyarakat, kesadaran untuk mengkonsumsi sayuran juga semakin meningkat. 

Hal ini karena memang di dalam sayuran banyak kandungan gizi yang dapat memenuhi kebutuhan nutrisi tubuh. 

Meningkatnya jumlah masyarakat yang hanya gemar memakan sayuran atau biasa disebut vegetarian membuat sayuran ikut menjadi salah satu kebutuhan utama.

Oleh karena itu, bukan tidak mungkin harga sayuran di pasaran menjadi mahal. 

Dengan demikian, tak ada saatnya bila saat ini mulai dipikirkan caranya menghasilkan sayuran sendiri.

Keberadaan lahan pekarangan rumah yang "menganggur" sebenarnya sangat poensial dimanfaatkan untuk menanam sayuran. 

Sayuran yang nantinya dipanen dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan gizi keluarga atau jika hasilnya berlebih, bisa juga dijual. 

Saat ini, sudah cukup banyak ibu rumah tangga yang menanam sayuran di lahan yang terbatas, antara lain dengan metode vertikultur atau penanaman bertingkat.

Keuntungan lain dari menanam sayuran sendiri adalah bisa meniadakan penggunaan pestisida sehingga aman untuk dikonsumsi.

Bahan yang digunakan untuk membuat bangunan vertikultur dapat berupa bambu, aluminium atau paralon. 

Sistem ini sangat cocok diaplikasikan di lahan yang terbatas. 

Bangunan vertikultur yang dibuat juga harus bagus dan rapi. 

Hal ini berkaitan dengan unsur estetika sehingga sedap dipandang dan tidak menutup kemungkinan jika ada tetangga atau tamu yang datang berkunjung, akan tertarik dengan bangunan vertikultur yang ada dan minta untuk dibuatkan.

A. Pemilihan Lokasi

Sebenarnya, bercocok tanam sayuran di pekarangan rumah tidak memerlukan lokasi khusus, yakni hanya perlu disesuaikan saja dengan tanaman yang akan ditanam. 

Di perkotaan sekarang ini, bercocok tanam sayuran sudah banyak dilakukan, terutama oleh ibu rumah tangga. 

Tujuan utamanya adalah sekadar menyalurkan hobi atau mengisi waktu luang. 

Hasilnya kemudian dikonsumsi sendiri atau selebihnya dijual ke pasar atau pedagang sayuran keliling.

B. Persiapan Budidaya

Dalam menanam sayuran vertikultur, perlu disiapkan sarana dan prasarana yang menunjang budidayanya, yakni sebagai berikut : 

1. Jenis Sayuran

Jenis tanaman sayur yang cocok untuk budidaya vertikultur diantaranya tanaman semusim seperti tomat, cabai, bawang merah, kangkung dan bayam.

2. Media Tanam

Tidak perlu susah-susah dalam memperoleh media tanam karena saat ini sudah banyak media tanam siap pakai yang bisa dibeli di toko-toko sarana pertanian atau para penjual tanaman hias. 

Beberapa media yang dapat digunakan sebagai media tanam antara lain, tanah, arang sekam, pupuk kandang, kompos dan pasir. 

Bila media tanam terlalu asam, bisa ditambahkan kapur (dolomit).

Dalam menentukan komposisi media sangat bervariasi antara tempat yang satu dengan tempat yang lainnya. 

Hal ini karena perbedaan kandungan unsur hara dan masing-masing lokasi penanaman. 

Jika lokasi yang akan ditanami miskin unsur hara maka pemberian pupuk kompos dan pupuk kandang bisa lebih banyak. 

Jika tanah bersifat liat, dapat ditambahkan pasir agar gembur. 

Komposisi media tanam juga bisa diperoleh dengan cara mencoba-coba sendiri hingga menemukan takaran yang tepat.

3. Bangunan Vertikultur

Bangunan vertikultur dapat dibuat dengan beragam bentuk, tergantung selera. 

Bisa berupa pot-pot yang digantung, rak-rak yang tersusun vertikal, atau ditempelkan pada tiang yang disusun ke atas. 

Untuk skala rumah tangga, dapat dibuat dengan menggunakan bahan-bahan yang murah dan mudah didapat seperti bambu/kayu atau pipa paralon. 

Para pemula bisa mengaplikasikan metode vertikultur ini dengan variasi tanaman yang berbeda. 

Sebagai contoh, dalam satu bangunan vertikultur terdapat 3-5 jenis tanaman sayuran. 

Hal ini bisa disesuaikan dengan jenis sayuran yang dibutuhkan. 

Secara umum, ada dua jenis bangunan vertikultur yang biasa diaplikasikan, yaitu model rumah susun dan model silang susun.

a. Model Rumah Susun

Bila ingin membuat bangunan vertikultur model rumah susun berukuran rak 3,5 meter persegi bertingkat dua maka langkah-langkah pembuatannya adalah sebagai berikut :

  1. Bersihkan lahan dari tanaman, batu dan kotoran. Lalu, ratakan tanah agar bangunan dapat berdiri sempurna.
  2. Siapkan bahan-bahan seperti paku, ter, plastik bening, dan bambu.
  3. Buat kerangka bangunan bagian demi bagian.
  4. Rangkai bagian depan terlebih dahulu yang terdiri dari empat buah tiang di masing-masing sisi depan, tengah dan belakang sebagai tiang pancang utama.
  5. Pasang gawang dan cekungan di bagian atas pada ke empat tiang sebagai kuda-kuda.
  6. Buat rak dengan memotong bambu menjadi 3-5 cm dari tiap-tiap belahannya.
  7. Susun belahan bambu secara melebar, kemudian paku bambu sepanjang 70 cm sebagai penguat rak.
  8. Buat rangkaian atap dengan bentuk seperti segitiga sama kaki.
  9. Pasang plastik/terpal menutupi seluruh atap, kemudian paku agar kuat.
  10. Untuk membuat bangunan awet, lakukan pengecatan dengan ter.
  11. Pantek bambu pada masing-masing tiang pancang agar pondasinya kuat.

b. Model Silang Susun

Bangunan model ini terlihat lebih artistik dibanding dengan model rumah susun karena segi estetikanya sangat ditonjolkan. 

Selain itu, bentuk bangunan juga tidak besar sehingga dapat dibuat sebagai pelengkap taman. 

Bentuk bangunan ini sederhana, yakni berbentuk huruf X dengan kaki bawah yang lebih panjang, sedangkan kaki atasnya tidak sampai setengah kaki bawah dan bisa langsung digunakan untuk meletakkan pot. 

Bahan-bahan yang digunakan untuk membuatnya pun relatif mudah dan murah, yakni hanya membutuhkan kayu untuk rangka dan pipa paralon/bambu sebagai pot tanam. 


Seandainya membuat bangunan vertikultur silang susun 5 tingkat dengan jumlah pot paralon 11 buah maka langkah-langkah yang perlu dilakukan adalah sebagai berikut :
  1. Siapkan bahan-bahan seperti bambu/kayu atau paralon.
  2. Buat enam buah papan kayu menjadi bangunan berbentuk huruf X sebanyak tiga baris, dimana kaki-kaki bawahnya lebih panjang dari kaki-kaki atasnya.
  3. Buat dudukan pot dengan tiga buah papan dengan panjang yang sama, masing-masing pada bagian bawah, tengah dan atas. Papan terbawah berukuran paling panjang.
  4. Buat penahan pot pada tingkat dari bawah.
  5. Setelah rangka terbentuk, lakukan pengecatan agar awet.
  6. Buat lubang besar sepanjang bagian atas masing-masing bambu/paralon sampai batas maksimal (sisakan di bagian pinggir).
  7. Buat 5-6 buah lubang kecil di sepanjang bagian bawah pot untuk pembuangan air siraman.
  8. Gunakan tutup paralon atau untuk menghemat biaya bisa menggunakan plastik yang dilakban.
  9. Letakkan bambu/paralon sebagai pot pada dudukan yang telah dibuat, lalu ikat dengan kawat.

4. Benih

Setelah media dan tempat siap, langkah selanjutnya adalah menyiapkan benih sayuran yang akan ditanam. 

Untuk memperoleh sayuran yang sehat, benih yang digunakan juga harus sehat. 

Walaupun benih bisa diperoleh sari dapur, tetapi untuk hasil panen yang baik sebaiknya membeli benih komersial yang dapat diperoleh di toko-toko pertanian. 

Benih yang dibeli dari toko sudah tentu memiliki kelebihan, terutama tingkat kekeringan dan kesterilan benih yang terjamin sehingga hasil yang diperoleh juga akan lebih optimal. 


Namun, sebelum membeli, perhatikan label kemasan benih untuk mengetahui batas waktu kadaluarsa, persentase tumbuh, dan kemurnian benih. 

Jika benih yang berlebih, simpanlah di tempat yang sejuk dan tidak terkena matahari langsung agar bisa digunakan pada periode penanaman berikutnya.

C. Cara Cocok Tanam

Setelah semua peralatan dan bahan sudah siap, kegiatan bercocok tanam dengan metode vertikultur dapat dilakukan. 

Berikut beberapa proses penanaman sayuran secara vertikultur.

1. Menyemai Benih

Wadah semai benih dapat berupa kotak kayu, plastik polibag, nampan plastik, atau tray yang didesain khusus untuk pembenihan.

Lubangi wadah jika belum memiliki lubang untuk drainase (aliran air). 

Busa streofoam juga dapat digunakan sebagai media penyemaian yang cukup praktis karena tidak memerlukan tanah dan dapat digunakan berulang-ulang.

Benih-benih berukuran kecil seperti bayam, cabai, tomat, dan sawi dapat langsung ditebar di media semai. 

Untuk benih yang berukuran besar seperti kangkung, dapat langsung ditanam di dalam polibag. 

Adapun langkah-langkah menyemai benih pada wadah nampan/baki adalah sebagai berikut :
  • Buat alur penanaman menggunakan kayu dengan kedalaman 2-3 cm.
  • Tebar benih sesuai alur secara perlahan dan jangan bertumpuk.
  • Tutup benih yang telah ditebar dengan media tanam secara merata, kemudian tempatkan wadah penyemaian di lokasi yang teduh dan agak lembap.
  • Biasanya, benih akan berkecambah setelah satu minggu. Bila telah muncul 3-4 helai daun, pindahkan bibit ke wadah vertikultur.

2. Penanaman dan pemeliharaan

Setiap tanaman sayuran memiliki kisaran waktu yang berbeda untuk siap dipindahkan ke wadah vertikultur. 

Kisarannya bisa mencapai 10-20 hari setelah semai, tergantung jenisnya. 

Bibit yang akan dipindahkan sebaiknya dipilih pertumbuhannya bagus, subur, dan memiliki batang kuat. 

Proses pemindahan harus dilakukan secara hati-hati untuk menghindari kerusakan. 

Upayakan agar tanah yang ada di sekitar akar iktu terbawa supaya tanaman tidak stres.


Penanaman pada sistem vertikultur menerapkan prinsip penghematan ruang yang penataannya di lakukan dalam wadah bertingkat. 

Oleh karena itu, urutan jenis tanaman yang ditanam harus disesuaikan dengan kebutuhan tanamannya, yakni dengan mempertimbangkan kebutuhan pencahayaan. 

Misalnya, cabai rawit dan bawang merah yang membutuhkan intensitas cahaya tinggi idealnya diletakkan pada tingkatan teratas. 

Sementara itu, tanaman tomat dan bayam yang membutuhkan intensitas cahaya sedikit dan memerlukan lebih banyak air idealnya ditempatkan pada tingkatan bawah.

Berikut adalah langkah-langkah dalam melakukan penanaman dan pemeliharaan dengan teknik vertikultur.
  • Siapkan wadah penanaman, kemudian isi dengan komposisi media yang telah ditetapkan.
  • Keluarkan bibit semai beserta medianya dari dalam wadah penyemaian.
  • Masukkan ke dalam wadah penanaman yang baru sampai batas leher tanaman.
  • Padatkan media di sekitar permukaan media, lalu susun tanaman sesuai tingkatan berdasarkan kebutuhannya akan cahaya matahari.
  • Periksakan tanaman setiap hari. Jika terlihat ada hama, segera ambil dan matikan. Jika tanaman terserang penyakit, cabut tanaman dan buang medianya, kemudian ganti dengan media dan tanaman yang baru.
  • Bila tanaman kurang subur, tambahkan pupuk kandang atau kompos yang telah matang.
  • Lakukan penyiraman atau penyemprotan secara rutin menggunakan sprayer dengan frekuensi dua kali sehari, yaitu pagi dan sore hari.

D. Panen dan Pasca Panen

Pemanenan tanaman sayuran pada wadah vertikultur akan berbeda-beda, tergantung dari masa panen jenis sayuran yang ditanam. 

Bawang misalnya, memerlukan waktu panen sekitar tiga bulan sejak bibit dipindahkan ke wadah vertikultur, sedangkan tomat dan kangkung memerlukan waktu panen sekitar 1-1,5 bulan setelah bibit dipindahkan ke wadah vertikultur.

Komoditas pertanian merupakan produk yang cepat rusak. 


Akan tetapi, jika hasilnya hanya digunkan untuk memenuhi kebutuhan dapur maka hal ini tidak menjadi masalah. 

Lain halnya jika hasilnya akan dijual, berarti harus diperhatikan proses pasca panennya, terutama kemasan yang digunakan. 

Tujuannya agar ketika dijual sayuran masih dalam kondisi segar. 

Oleh karena itu, usahakan penyimpanan dilakukan di tempat yang bersih dan dingin. 

Untuk pengemasan, cukup dengan menggunakan plastik.

Keluarkan bibit semai