Cara Budidaya Kepiting Ranjungan Lengkap dan Mudah

Rajungan atau biasa disebut kepiting rajungan adalah salah satu menu favorit penggemar seafood. Rajungan  dihidangkan dari rumah makan di pinggir jalan hingga restoran dan hotel mewah. Rajungan di ekspor ke beberapa negara seperti Jepang, Singapura dan Hongkong.

A. Mengenal Rajungan

Berdasarkan sistematika krustase (Crustacea), dalam kelompok kepiting (Brachyura) terdapat satu suku (famili) yang bernama Portunidae, kedalam suku inilah kepiting bakau dan ranjungan dikelompokkan.

Nama umum yang dipakai untuk jenis-jenis yang termasuk dalam suku Portunidae adalah "swimming crab" atau kepiting perenang, walaupun tidak semua jenis yang ada didalamnya bisa berenang.

Sebagai kelompok krustase, rajungan merupakan biota berkulit keras sehingga pertumbuhannya dicirikan oleh proses ganti kulit (moulting). 

Decapoda ditandai oleh adanya 10 buah (5 pasang) kaki, pasangan kaki pertama disebut capit (cheliped) yang berperan sebagai alat pemegang atau penangkap makanan, pasangan kaki kelima berbentuk seperti kipas (pipih) berfungsi sebagai pendayung atau kaki renang, dan pasangan kaki lainnya sebagai kaki jalan. Dengan berbekal kaki renang, ranjungan dapat berenang dengan cepat di air.

Cangkang atau karapas (carapace) ranjungan melebar kesamping. Abdomen berbentuk segitiga (meruncing pada rajungan jantan, melebar pada betina), tereduksi dan melipat ke sisi ventral karapas. 

Pada kedua sisi muka (anterolateral) terdapat 9 buah duri. Duri pertama di anterior berukuran lebih besar daripada ketujuh buah duri belakangnya, sedangkan duri ke-9 yang terletak disisi karapas merupakan duri terbesar. 

Mempunyai kaki bercapit yang panjang dan ramping. Namun, capit rajungan tidak sekuat capit kepiting bakau, karena itu dalam pemasarannya rajungan tidak perlu diikat. 

Rajungan jantan mempunyai ukuran tubuh lebih besar, capitnyapun lebih panjang daripada betina. Warna dasar rajungan (Portunus pelagicus) jantan kebiru-biruan dengan bercak putih terang, sedangkan betina warna dasarnya kehijau-hijauan dengan bercak keputih-putihan agak suram. Perbedaan warna ini jelas pada individu yang berukuran agak besar walaupun belum dewasa.

Hewan yang disebut ranjungan dan dapat dikonsumsi ada beberapa jenis diantaranya sebagai berikut ;

Rajungan

Ranjungan atau kepiting terang bulan (Portunus pelagicus) adalah jenis yang paling banyak ditangkap dan dikonsumsi. 

Rajungan jenis ini juga telah berhasil dibenihkan di bak-bak terkontrol. Rajungan ini dapat tumbuh hingga mencapai 18 cm. Namun, ukuran rajungan yang umum ditangkap antara 8-15 cm dengan berat 100-150 gram.

Rajungan ini hidup di daerah pantai berpasit lumpur, di perairan depan hutan mangrove, teluk yang tidak berangin atau berombak, dan di daerah estaurin. 

Rajungan hidup dengan mebenamkan diri di dalam lumpur dan pasir pada kedalaman 10-30 meter. Bentuk dan warna rajungan ini sangat menarik. 

Warna rajungan jantan adalah dasar biru dengan bercak-bercak putih terang, sedangkan pada betina berwarna dasar hijau kotor dengan bercak-bercak putih kotor.

Rajungan Angin

Rajungan angin (Podophthalmus vigil) ditemukan di laut terbuka sampai pada kedalaman 70 meter. Rajungan ini sering tertangkap di perairan pantai dengan jaring dasar. 

Rajungan angin dapat tumbuh hingga mencapai ukuran karapas 14,2 cm. Rajungan ini mudah dikenal karena mempunyai tangkai mata yang relatif panjang dan hanya ada sebuah duri diujung kiri kanan punggungnya. 

Rajungan angin tertarik pada cahaya lampu sehingga sering tertangkap dengan alat tangkap bagan.

Rajungan Bintang

Rajungan intang (Portunus sanguinolentus) hidup di laut terbuka mulai dari tepi pantai sampai kedalaman lebih dari 30 meter. 

Rajungan ini sering tertangkap dengan jaring bersama ikan-ikan dasar. Bentuknya mirip rajungan (Portunus pelagicus) dengan sembilan duri di kiri-kanan matanya. 

Akan tetapi, warna rajungan bintang (Portunus sanguinolentus) agak berlainan dengan rajungan (Portunus pelagicus), yaitu punggung hijau kotor dan dibagian punggung belakangnya berjejer melintang 3 bulatan merah cokelat atau putih kuning kehijauan.

Rajungan Hijau

Rajungan hijau atau kepiting batu memiliki dua spesies yaitu  Thalamita cernata dan T. danae. Rajungan hijau hidup di pantai-pantai yang dangkal dan di payau-payau bakau. 

Warnanya hijau atau hijau kemerah-merahan. Pada T. crenata bagian luar capitnya licin, lima buah duri terdapat di kiri dan kanan matanya, semakin ke arah belakang semakin kecil ukurannya. Sedangkan T. danae bagian luar capitnya tidak licin, tetapi berusuk membujur.

Rajungan Karang

Rajungan yang disebut rajungan karang ada dua spesies, yaitu Charybdis feriatus/C. cruciata dan C. lucifera. Jenis rajungan ini sering ikut tertangkap dalam jaring dasar di perairan dekat pantai. 

Jumlah duri di kanan-kiri matanya masing-masing enam buah. Rajungan karang (Charybdis feriatus/C. cruciata) mudah dikenali karena pada punggungnya terdapat lukisan pucat menyerupai salib dibagian depan.

Rajungan Batik

Rajungan batik atau rajungan batu bulat (Charybdis natator) hidup di dasar laut berpasir atau berkarang pada kedalaman 15-30 meter. 

Sering tertangkap dengan jaring dasar atau kadang-kadang juga tertangkap dengan bagan diwaktu berenang. 

Punggungnya bergaris-garis putus melintang dan kaki capit dipenuhi duri dan bintil. Jumlah duri di kiri dan kanan matanya masing-masing enam buah. 

Rajungan batik dapat tumbuh mencapai ukuran besar, lebih besar daripada rajungan yang terbesar.

Rajungan Buah Kelapa

Rajunagn buah kelapa (Calappa lophos) banyak ditemukan di perairan Jepang dan Taiwan. Namun, jenis ini tersebar di aerah tropik samai subtropik. 

Rajungan buah kelapa menyukai dasar laut berpasir atau berkarang pada kedalaman 10-100 meter. Di Taiwan, rajungan ini disebut rajungan macan, sedangkan di Jepang disebut bapau karena bentuk batoknya seperti (makanan) bapao. 

Rajungan ini mempunyai batok yang keras sekali. Di kedua sisi bawah batok terdapat "sayap" gigi gergaji.

Rajungan Katak

Rajungan katak (Rania rania) biasa juga disebut kepala udang, telapak tangan, dan kutu busuk laut. Rajungan jenis ini terdapat di Taiwan Utara dan Selatan. 

Hidup di kedalaman 10-15 meter di dasar perairan berpasir. Rajungan katak mempunyai badan berwarna cokelat merah. 

Pada batoknya terdapat 8-10 pentol putih. Kaki capitnya besar berbentuk telapak tangan, karena itu sering disebut rajungan telapak tangan. 

Sepasang matanya tumbuh diatas tangkai yang tersusun tiga bagian. Karena itu, matanya dapat bergerak ke arah kanan-kiri, ke atas-bawah, juga mengerut.

Rajungan Telapak kaki Bulat.

Rajungan telapak kaki bulat (Ovalipes punctatus) banyak ditemukan di perairan Taiwan. Spesies ini hidup pada kedalaman yang relatif luas, 10-350 meter di dasar laut yang berpasir. 

Beberapa tahun terakhir, kaki capit goreng dari jenis rajungan ini sangat digemari penyantap seafood di Taiwan.

Rajungan Jepang

Rajungan jepang (Portunus trituberculatus) banyak ditemukan di periaran Jepang dan Taiwan. 

Rajungan ini mempunyai punggung berwarna hijau teh, ada sedikit warna ungu dan pentol putih. Hidup pada kedlaman 10-30 meter.

B. Benih Rajungan

Benih rajungan untuk budidaya masih merupakan benih tangkapan di alam. Benih dari hatchri masih sangat terbatas. 

C. Budidaya Rajungan

Rajungan dapat dipelihara secara monokultural dan polikultur. Berdasarkan percobaan yang dilakukan maka budidaya sistem polikultur lebih produktif daripada sistem monokultur. 

Rajungan dapat dipolikultur dengan beberapa jenis ikan, seperti nila (Oreochromis nilotica), mujair (O.mossambica), beronang (Siganus guttatus, S. canaliculatus), dan bandeng (Chanos chanos).

Benih rajungan berumur 25-30 hari sudah dapat ditebar dengan kepadatan 5-10 ekor permeter kubik. Padat penebaran diturunkan menjadi 3-7 ekor permeter kubik bila rajungan dipolikultur dengan ikan. 

Ikan (bandeng, beronang, nila, mujair) berukuran 10-20 gram perekor ditebar dengan kepadatan 1-3 ekor permeter kubik. 

Pakan berupa ikan runcah, daging kerang atau pelet diberikan kepada rajungan secukupnya, dan diberikan pada pagi dan sore hari. 

Jumlah pakan yang diberikan kepada rajungan adalah 5-10% dari berat bomassa, namun jumlah tersebut bukanlah patokan baku. 

Karena itu, setiap kali pemberian pakan harus dilakukan pengamatan terhadap nafsu makan  rajungan budidaya untuk menentukan jumlah pakan secara tepat.

Ikan kultur dapat memanfaatkan pakan alami didalam sarana atau wadah produksi. Jika ingin mempercepat pertumbuhan ikan, diberikan pakan tambahan 2-3 hari sekali. 

Pakan tambahan yang diberikan berupa pelet. Untuk ikan beronang dapat diberikan pakan tambahan berupa rumput laut.

Sebaiknya pakan yang diberikan kepada rajungan dalam sistem budidaya polikultur adalah ikan-ikan rucah, baik ikan laut maupun ikan air tawar. 

Pakan lain yang cocok adalah kerang hijau (Mytilus viridis/Perna viridis), dan tiram bakau (Crassostrea sp). Pakan buatan seperti pelet sebaiknya digunakan sebagai pakan tambahan pada budidaya rajungan secara polikultur. 

Penggunaan pelet sebagai pakan utama dapat dilakukan bila sistem budidaya dilakukan monokultur, dimana di dalam wadah budidaya hanya ditebar rajungan.

Bila pelet digunakan sebagai pakan utama dalam sistem budidaya polikultur, maka sebagian besar pakan akan dimakan oleh ikan karena kegesitannya. 

Bila digunakan pakan berupa ikan rucah atau kerang, maka pakan tersebut hanya dimakan oleh rajungan karena ikan budidaya yang dipolikultur dengan rajungan lebih bersifat herbivora dan omnivora, yang tidak memakan ikan atau daging kerang secara langsung.

Pemeleiharaan rajungan berlangsung 3-5 bulan. Rajungan mencapai ukuran lebar karapas 10-15 cm setelah dipelihara selama 4 bulan, sementara ikan kultur dapat mencapai ukuran 200-300 gram perekor.

D. Panen dan Penanganan Hasil Panen

Pemanenan rajungan sangat mudah, baik dengan menggunakanjaring atau cukup dengan serok. Hasil panen dapat langsung dijual kepada eksportir atau lebih dahulu direbus, kemudian dikupas untuk diambil dagingnya. 

Daging rajungan yang telah dikupas dijual kepada eksportir atau kepada pabrik pengalengan.

Dalam penjualan daging rajungan dibagi menjadi empat kelas dengan harga yang berbeda-beda. Kelas I adalah daging dari daerah dua ruas dada dekat ruas abnomen, kelas II adalah daging dari ruas-ruas dada di depannya, kelas III adlah daging dari dua kaki capit, dan kela IV adalah daging dari kaki jalan dan kaki renang.